4 Tipe Pria Yang Sebaiknya Anda Hindari, Biar Tidak Sengsara

tipe pria hindari

PrimaBerita – Mengetahui tipe pria yang sedang dekat dengan anda sangat penting, agar anda tidak sengsara saat sudah jadian dengannya. Ada empat tipe pria yang sebaiknya anda hindari.

Sebelum menerima cinta seseorang anda harus mempertimbangkan kembali, jangan sampai nanti anda sudah jadian, hati anda malah galau.

Berikut 4 Tipe Pria Yang Sebaiknya Anda Hindari :

1. Pria yang Baru Saja Putus Cinta

Pria yang baru putus cinta perlu anda pertimbangkan kembali, karena belum tentu ia benar-benar siap membangun hubungan baru. Kemudian bisa pula anda hanya sebagai pelampiasannya.

Biasanya, saat pria langsung menjalin hubungan baru ketika baru saja putus dari hubungan yang tadinya berlangsung lama, ada kemungkinan hubungan yang baru tidak akan bertahan lama. Jadi, coba selidiki dulu apakah pria yang mendekati anda baru saja putus cinta.

Jika benar, maka beri ia waktu untuk memperbaiki hatinya terlebih dahulu kemudian melupakan masa lalunya sebelum bersama dengan anda.

2. Pria Pemalas

Pria pemalas sebaiknya anda hindari, apalaho jika ia tidak memiliki pekerjan atau penghasilan, pikir kembali untuk menerima cintanya.

Pasalnya, anda tidak akan bisa bertahan bahagia bersama pria yang tidak mandiri, khususnya dalam hal finansial. Jika untuk memenuhi kebutuhannya, ia masih bergantung pada orang lain, sebaiknya jangan langsung menerima perasaannya. Pria pemalas akan membuat anda capek sendiri.

3. Pria Narsis

Seorang pria yang narisi pada awalnya terkadang memberi banyak pujian dan hadiah sehingga membuat wanita menjadi lebih menghargainya. Namun pria narsis akan menganggap bahwa dunia berputar mengelilinginya. Ia seolah menjadi pusat dunia dan selalu meminta perhatian orang.

Berhadapan dengan pria narsis hanya akan membuat anda merasa tidak ada harganya. Ada ketimpangan rasa respek dan saling menghargai dalam hubungan.

4. Pria yang Mudah Marah

Dia tipe orang yang terlalu cepat bereaksi dan sangat mudah marah. Perhatikan lagi bagaimana caranya menyikapi emosi dan amarahnya.

Jika reaksinya sampai mengarah ke tindak kekerasan (baik kekerasan fisik maupun verbal), mending menjauh saja darinya. Sekalipun dia berjanji akan mengubah sikapnya, jangan mudah percaya begitu saja padanya. Seseorang dengan tabiat pemarah jarang bisa menepati janjinya sendiri.

Add a Comment