Akan Diproduksi Secara Massal, Ini 4 Fakta Kalung Antivirus Corona

PrimaBerita – Kementerian Pertanian (Kementan) akan memproduksi massal produk antivirus berbasis tanaman atsiri (eucalyptus) yang dikemas dalam bentuk kalung bulan Agustus mendatang. Ada sederet fakta terkait kalung antivirus corona itu.

Produk tersebut diklaim sebagai ‘antivirus’ Corona buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan.

Berikut 4 fakta yang perlu diketahui terkait kalung ‘antivirus’ Corona tersebut:

1. Telah Dipatenkan Kementan

‘Antivirus’ Corona dari eucalyptus itu dipatenkan Balitbangtan pada Mei lalu. Kalung tersebut diproduksi bersama PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) untuk segera dipasarkan ke masyarakat luas.

Adapun ketiga produk yang sudah dipatenkan dan siap diproduksi massal di antaranya terdiri dari inhaler, balsem atau sebagai minyak tetes biasa yang dapat diteteskan di mesin diffuser, hingga kalung antivirus Corona dengan nomor paten sebagai berikut:

  • Aromatik Antivirus berbasis Minyak Atisiri dengan nomor pendaftaran paten P00202003578
  • Ramuan Inhaler Antivirus berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003574
  • Ramuan Serbuk Nano Encapsulated Antivirus berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003580

2. Diklaim Bisa Membunuh Virus Corona

Hasil telusur ilmiah serta riset daya antivirus pada eucalyptus bahwa senyawa aktif cineole ini berpotensi bisa membantu pencegahan COVID-19 karena senyawa ini dapat mengikat Mpro yang terdapat dalam virus Corona jenis apapun.

Mpro merupakan main protease (3CLPro) atau enzim kunci dari virus korona yang memiliki peran penting dalam memediasi replikasi dan transkripsi virus. Mpro inilah yang ditarget agar laju replikasi dan transkripsi virus menjadi terhambat.

3. Membunuh Virus Corona di Tenggorokan

Cara kerja ketiga produk itu dalam menangkal virus Corona ialah dengan cara membunuh virus yang sempat masuk ke tubuh manusia dan menempel di tenggorokan sebelum akhirnya masuk ke paru-paru.

Khusus untuk produk diffuser oil dianggap mampu membunuh virus yang ada di udara sebelum akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia.

4. Sudah Diuji Coba 

Hasil penelitian ilmiah terhadap eucalyptus tersebut telah dilakukan lama di laboratorium yang mengantongi sertifikat level keselamatan biologi (Biosavety) Level 3 (BSL3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner. Virologi Kementan pun sudah tak asing lagi menguji golongan virus Corona seperti influenza, beta Corona, dan gamma Corona.

Virus SARS Cov-2 atau COVID-19 ini sendiri merupakan salah satu varian dari beta Corona.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio mengatakan, antivirus berbahan dasar eucalyptus ini lebih tepat disebut sebagai terapi herbal. Klaim yang kemudian muncul bisa ‘membunuh virus’ harus diuji dengan virus yang spesifik.

Selain itu, efek dari eucalyptus yang diklaim antivirus Corona pun belum terlihat. Prof Amin menilai kemungkinan besar manfaat dari eucalyptus lebih kepada meningkatkan kekebalan atau sistem imunitas tubuh.

Add a Comment