Sejarah Panjang dan Makna Kue Keranjang Saat Imlek

sejarah kue keranjang

PrimaBerita – Salah satu makanan yang paling banyak orang cari menjelang dan saat Imlek adalah kue keranjang atau Nian Gao. Sejumalah pusat perbelanjaan pun menyediakan kue keranjang ini. Namun tahukah anda sejarah panjang dan makna dari kue keranjang saat Imlek?.

Kue keranjang jadi kudapan yang telah turun-temurun ada setiap Imlek juga memiliki makna dan sejarah tersendiri.

Awalnya, kue keranjang ini banyak yang menggunakannya sebagai persembahan dalam upacara ritual, sebelum secara bertahap menjadi makanan Festival Musim Semi. Sajian ini sebagai keberuntungan selama periode Tahun Baru Imlek.

Selain keberuntungan terhadap pendapatan yang lebih tinggi, tetapi juga mengenai posisi, anak-anak, dan tahun yang lebih baik. Biasanya kue keranjang terbuat dari tepung ketan, tepung terigu, garam, air, dan gula. Enak bila anda kukus, goreng, atau bahkan langsung anda makan.

Rasa kue keranjang terbagi menjadi dua jenis utama, kue beras manis China baguan utara biasanya ada mereka olah dengan cara mengukus atau menggorengnya. Sedangkan China selatan, kue keranjang tersaji manis atau gurih dengan cara mengukus, mengiris-goreng, atau bahkan dengan sup.

Sejarah Panjang Kue Keranjang Saat Imlek

Kue keranjang memiliki sejarah panjang, setidaknya 1.000 tahun. Pada awal Dinasti Liao (907-1125) orang di Beijing memiliki kebiasaan makan kue Tahun Baru pada hari pertama bulan pertama tahun lunar.

Selama Dinasti Ming (1368–1644) dan Dinasti Qing (1644–1911), kue keranjang telah menjadi camilan rakyat biasa, dan tetap seperti itu hingga sekarang. Memiliki legenda tentang asal-usul Suzhou, sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722–481 SM) Tiongkok kuno, seluruh negeri terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil dan orang-orang menderita kekacauan perang. Saat itu, Suzhou adalah ibu kota Kerajaan Wu.

Tembok yang kuat mereka bangun untuk melindungi Wu dari serangan, dan raja mengadakan perjamuan untuk merayakan penyelesaiannya. Semua orang tidak lagi mengkhawatirkan perang, kecuali Perdana Menteri Wu Zixu.

Ia mengatakan kepada rombongannya, “Perang tidak boleh dipandang enteng. Tembok yang kuat memang merupakan perlindungan yang baik, tetapi jika negara musuh mengepung kerajaan kita, tembok itu juga merupakan penghalang yang keras bagi diri kita sendiri. Jika keadaan benar-benar memburuk, ingatlah untuk gali lubang di bawah dinding.”

Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal dan kata-katanya menjadi kenyataan. Banyak orang mati kelaparan selama pengepungan.

Para prajurit melakukan apa yang Wu Zixu perintahkan kepada mereka sebelumnya dan menemukan bahwa tembok adadibawah tanah yang mereka bangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan. Makanan ini menyelamatkan banyak orang dari kelaparan. Batu bata ini adalah kue keranjang asli.

Add a Comment