Terinfeksi Bakteri Limbah Pabrik, Ribuan Warga China Mengidap Penyakit

Terinfeksi Bakteri Limbah Pabrik

PrimaBerita – Sebanyak ribuan warga China positif mengidap penyakit akibat terinfeksi bakteri limbah pabrik. Warga tersebut berada pada kawasan barat laut China, bakteri tersebut muncul usai kebocoran limbah pada sebuah perusahaan biofarmasi pada tahun lalu.

Melansir CNN, Kamis (17/9), Komisi Kesehatan Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu, China mengungkap 3.245 orang terjangkit penyakit brucellosis.

Jumlah tersebut bertambah setelah sebelumnya ada 1.401 orang lainnya positif terinfeksi bakteri limbah pabrik. Komisi Kesehatan menyatakan tidak ada korban jiwa karena wabah itu.

Penyakit demam Malta atau demam Mediterania ini dapat menyebabkan gejala sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat meskipun gejala yang ada mungkin mereda, beberapa gejala bisa menjadi kronis atau tidak pernah hilang, seperti radang sendi atau pembengkakan pada organ tertentu.

Lebih lanjut CDC menjelaskan penularan penyakit itu dari manusia ke manusia sangat jarang. Kebanyakan orang terinfeksi dengan makan makanan yang terkontaminasi atau menghirup bakteri.

Menurut Komisi Kesehatan Lanzhou, kebocoran pada pabrik farmasi biologis Zhongmu terjadi antara akhir Juli hingga akhir Agustus tahun lalu.

Pabrik saat itu tengah memproduksi vaksin Brucella untuk hewan. Pabrik menggunakan disinfektan dan pembersih kedaluwarsa, yang artinya tidak semua bakteri mereka basmi dalam limbah gas.

Gas limbah yang terkontaminasi kemudian membentuk aerosol yang mengandung bakteri menyebar ke udara, dan terbawa angin ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, tempat wabah pertama kali melanda.

Orang-orang pada institut tersebut mulai melaporkan infeksi pada November, dan sejak itu meningkat dengan cepat. Menurut kantor berita pemerintah China, Xinhua, pada akhir Desember 2019 setidaknya 181 orang telah terinfeksi brucellosis.

Beberapa bulan setelah wabah, pejabat provinsi dan kota meluncurkan penyelidikan kebocoran pada pabrik. Pada Januari pihak berwenang telah mencabut izin produksi vaksin untuk pabrik tersebut, dan mencabut nomor persetujuan produk untuk dua vaksin Brucellosis.

Pada Februari, pihak pabrik menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, dan mengatakan telah menghukum berat delapan orang yang mereka anggap bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Pabrik juga menyatakan akan bekerja sama dengan lembaga pemerintah setempat dalam upaya pembersihan, dan berkontribusi pada program ganti rugi bagi mereka yang terkena dampak.

Add a Comment