Mahasiswa Ini Terpaksa Ngantar Sabu Kerena Terdesak Biaya Wisuda

Ngantar Sabu Kerena Terdesak Biaya Wisuda

PrimaBerita – Terdesak biaya wisuda, seorang anak muda berinisial IM yang berstatus mahasiswa mengaku terpaksa jadi kurir narkotika jenis sabu-sabu seberat 1 kg. Namun oleh karena perbuatannya, IM pun akhirnya terciduk oleh tim dari polres Langsa, Aceh.

Pada 29 agustus 2020 lalu tim polres Langsa Aceh telah menangkap IM (23), salah satu mahasiswa kampus swasta daerah Aceh Timur yang nekat jadi kurir sabu lantaran terdesak biaya wisuda. Iptu Wijaya Yudi Stira Putra, kepala satuan reserse narkoba polres Langsa menyampaikan bahwa penangkapan IM berhasil setelah polisi menyamar sebagai pembeli sabu.

“Kita pesan sabu-sabu dalam penyamaran dan janji bertemudi jalan Desa Birem Puntong Simpang Komodore, kecamatan Langsa Baro, kota Langsa. Tersangka datang dengan angkutan umum. Begitu ketemu dan kita pastikan ada sabu-sabunya, langsung kita tangkap,” imbuh Iptu Wijaya, rabu (2/9/2020).

Ia juga mengatakan kalau sabu-sabu tersebut merupakan milik tersangka berinisial I, warga kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur. Sehingga hingga saat ini, I telah masuk dalam daftar pencarian orang polres Langsa.

Adapun sabu-sabu yang beredar tersebut terkemas dalam bungkusan teh dengan merk Guanyingwang yang berasal dari China. Untuk harganya sendiri, informasinya 1 kg sabu-sabu berkisar Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar.

“Satu kilogram sabu-sabu itu harganya sekitar Rp 800 juta sampai Rp 1 miliardi pasaran. Nah, dia mengaku upah kurir Rp 2 juta. Silahkan dia memberi keterangan begitu, itu hak dia. Terpenting barang bukti dan keterangan saksi lain bisa kita buktikan di pengadilan,” beber Wijaya.

Selain barang bukti berupa satu kilogram sabu-sabu, polisi juga menyita satu unit ponsel dan tas berwarna hitam. Kemudian pelaku juga terjaring dengan pasal 112 ayat 2 atau pasal 114 ayat 2 UU nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Tersangka terancam pidana hukuman penjara minimal 6 tahun dan paling lama 20 tahun penjara.

“Bagi pelaku yang masuk DPO kami imbau menyerahkandiri. Kalau tidak, kita buru sampai ketemu,” ungkap Wijaya.

Add a Comment