Bulan September Museum Virtual Pertama di Dunia Akan Dibuka

Museum Virtual Pertama di Dunia

PrimaBeritaMuseum virtual pertama di dunia akan dbuka pada awal bulan September mendatang.  Virtual Online Museum of Art (VOMA) akan mengedepankan pengalaman melalui ruang digital.

Museum virtual VOMA dijadwalkan akan mulai dibuka pada 4 September mendatang.

Pembukaan museum ini sebagai tindak lanjut dari situasi pandemi Covid-19 yang telah memaksa penutupan ruang publik pada seluruh dunia sejak awal tahun, termasuk museum.

Pada akhirnya, itu sempat membuat museum menggelar tur serta pameran secara virtual sebagai pengganti.

Melansir dari Lonely Planet, VOMA juga menjadi museum virtual yang sepenuhnya interaktif pertama di dunia. Dengan karya klasik dan kontemporer dari seluruh dunia. Semua konten yang ada dalamnya tersedia dan dapat secara gratis untuk melihatnya.

Nantinya, koleksi dalam museum virtual itu merupakan hasil kurasi Lee Cavaliere yang juga menjabat sebagai Direktur VOMA.

Koleksi tersebut d1ambil dari sejumlah lembaga kenamaan seperti Museum Hermitage, Institut Seni Chicago, dan Museum Seni Metropolitan (MOMA) New York.

Museum itu akan memamerkan karya-karya termasuk “Olympia” Édouard Manet, yang dipamerkan di Musée d’Orsay di Paris. “The Garden of Earthly Delights” oleh Hieronymus Bosch di Museo del Prado Madrid. Serta karya modern dari Nan Goldin, Kara Walker, Li Wei, dan lainnya.

Salah satu galeri seni dalam museum virtual ini akan mengadakan pameran yang mengeksplorasi hubungan manusia.

Sementara yang lain akan menampilkan “Degenerate Art Show,” sebuah kreasi ulang dari pameran Nazi 1937 sebagai bagian dari upaya berkelanjutan. Untuk menunjukkan bagaimana seni dapat dgunakan sebagai alat penindasan.

Museum ini juga akan berfokus pada pendatang baru, dengan seniman Kenya-Inggris Phoebe Boswell menerima penghormatan perdana d! Artist Space VOMA

Selain menonjolkan karya seni, VOMA juga akan mengandalkan kru arsitek, desainer CGI, pemain game, dan kurator. Untuk mengolaborasikan grafik komputer dengan interaktivitas game sebagai upaya menghadirkan pengalaman otentik dan serasa berjalan d galeri kehidupan nyata.

Setiap karya ditampilkan dalam resolusi tinggi dan disajikan bersama keterangan terkait serta materi referensi.

“Ruang tontonan virtual bisa terasa seperti tempat yang sepi – sepi, kosong, terkadang sedikit tidak nyaman,” kata seniman Stuart Semple, yang merancang museum VOMA.

“Dalam membangun dan mengatur VOMA, kami ingin menjauh dari itu perasaan, yang tidak jauh berbeda dari berjalan ke ruang galeri yang sunyi dan tetap merasa bersemangat,”

“Kami ingin pengunjung kami merasa bahwa ini adalah ruang mereka, dan kami ingin mereka ingin kembali lagi dan lagi, baik untuk mengunjungi pameran baru seiring program berlanjut, atau hanya untuk bersenang-senang,” tambahnya.

 

Add a Comment