Pesawat yang Menjemput Ratusan WNI di Wuhan telah tiba di Batam

PrimaBerita – Pesawat Batik Air yang menjemput lebih dari 240 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan telah tiba di Bandara Hang Nadim Batam pada Minggu (2/2).

Pesawat tiba di Batam sekitar pukul 08.45 WIB mengutip Antara, Minggu (2/2).

Pesawat itu direncanakan hanya transit maksimal satu jam di Bandara Hang Nadim, Batam. Setelah itu kembali mengudara menuju ke Bandar Udara Raden Sadjad Natuna. Natuna menjadi tempat karantina WNI sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing.

WNI di Natuna akan menjalani prosedur kekarantinaan. Seluruh penumpang dari China akan diperiksa suhu tubuhnya dan pemeriksaan kesehatan lainnya di dalam pesawat yang membawanya dari Wuhan.

Apabila dalam pemeriksaan itu ditemukan ada yang sakit dan menunjukkan gejala terkena virus corona, maka akan langsung diisolasi.

“Tindakan isolasi pemisahan,” kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Batam, Achmad Farchanny.

Pesawat dengan nomor penerbangan ID-6818 berangkat dari Indonesia dengan membawa 42 relawan yang bertugas memulangkan ratusan WNI dari lokasi karantina virus Corona di Provinsi Hubei, China.

Relawan ini berasal dari Kemenlu, Kemenkes, Anggota TNI dan kru pesawat.

Pesawat dari Soekarno-Hatta pukul 13.00 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07). Selanjutnya pesawat dijadwalkan tiba di Tianhe Wuhan pada Sabtu sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto menjelaskan, Batik Air yang merupakan bagian Lion Group adalah salah satu dari dua pesawat yang memiliki izin terbang direct flight dari Indonesia ke Wuhan.

Pesawat lainnya yakni Sriwijaya Air memang memiliki izin direct flight, hanya saja maskapai ini tak memiliki pesawat berkapasitas besar seperti milik Lion.

Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait mengatakan pesawat Airbus A330-300 ini telah dilengkapi dengan Hepa Cabin Air Filter yang bisa menyaring udara dari kabin ke luar.

“Virus apapun termasuk Corona akan mati dengan sendirinya,” kata dia (CNNindonesia)

Add a Comment