Titah Menggelikkan Keraton Agung Sejagat, Mulai Setor Uang Hingga…

PrimaBerita – Toto Santoso dan Fanni Aminadia mendirikan kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) dengan mengeluarkan titah menggelikkan yang harus dipatuhi ratusan pengikutnya di Purworejo, Jawa Tengah.

Berikut titah Kerajaan Keraton Agung Sejagat di Purworejo

Setor Uang

Selama menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat di Purworejo, para anggotanya dimintai sejumlah uang. Besarannya Rp 3 juta hingga Rp 30 juta.

Berdasarkan keterangan pihak Keraton Agung Sejagat, mereka memiliki pengikut mencapai sekitar 450 orang. Namun, dalam kirab budaya yang dilaksanakan oleh si raja, Toto Santoso dan permaisurinya Fanni Aminadia, hanya diikuti sekitar 200 orang. ‘

Raja’ Keraton Agung Sejagat Toto Santoso diduga meyakinkan para korbannya dengan dokumen kartu-kartu United Nations palsu dan menceritakan wangsit yang dia terima, sehingga sejumlah orang percaya dan mau membayar iuran kepada Keraton Agung Sejagat itu.

Salah seorang mantan pengikut Keraton Agung Sejagat, Setiyono Eko Pratolo (58), menceritakan dirinya dimintai iuran awal sebagai anggota Rp 2,3 juta. Eko bercerita uang itu disebut untuk membayar baju, konsumsi, dan buku panduan.

Dilarang Bawa HP

Titah lainnya, pengikut Keraton Agung Sejagat dilarang membawa handphone selama berada di dalam keraton yang didirikan oleh Toto Santoso dan Fanni Aminadia itu.

Selain di dalam keraton, mereka juga tak boleh membawa handphone saat melaksanakan kirab.

Pengikut Mbalelo Dicap Teroris

‘Raja’ dan ‘Ratu’ Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso (42) dan Fanni Aminadia (41), menjanjikan kehidupan yang lebih baik kepada para pengikutnya. Sebaliknya, ada ancaman malapetaka bagi para pengikut yang tak mau patuh alias mbalelo.

Aturan Kirab

Keraton Agung Sejagat pernah menggelar kirab budaya di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah. Selain ‘Raja’ dan ‘Ratu’, ada belasan punggawa yang ikut berkuda.

Salah seorang punggawa Keraton Agung Sejagat, Setiyono Eko Pratolo, menceritakan ada perlakuan khusus bagi yang memiliki pangkat dan diperkenankan naik kuda saat kirab.

Eko mengaku sudah memiliki tiga bintang di pundaknya. Namun dia tidak mengetahui detail soal pemberian bintang itu.

Sumarni, seorang warga sekitar menceritakan ada 15 ekor kuda yang digunakan oleh raja, permaisuri dan di belakangnya diiringi oleh pejabat-pejabat keraton yang lain.

Sepengetahuannya, kuda-kuda itu didapat dari menyewa. Namun dia tidak tahu berapa harga sewa kuda tersebut.

Add a Comment