Presiden Jokowi Terima Kunjungan IMF, Ekonom Rizal Ramli : Indonesia Tak Butuh IMF!

Primaberita.com – Kunjungan Christine Lagarde selaku Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) ke Jakarta kemarin menarik perhatian ekonom Rizal Ramli. Ia berharap, Presiden Jokowi tak melakukan kerjasama dengan IMF.

Kekhawatiran Rizal bukan tanpa alasan. Jika berkaca pada krisis moneter tahun 1998, kerjasama dengan IMF justru malah menjerumuskan Indonesia ke dalam krisis ekonomi yang akhirnya menimbulkan huru-hara di tanah air.

Rizal memaparkan ketika krisi moneter di tahun 1998, ia merupakan salah satu ekonom yang diundang pemerintah untuk bertemu dengan petinggi IMF di Jakarta. Setelah pertemuan itu, Rizal menegaskan jika dirinya menolak keras kerjasama dengan IMF.

“Cuma saya dulu ekonom yang menentang masuknya IMF. Saya bilang keras-keras, Indonesia tidak butuh IMF. Krisis akan makin buruk kalau IMF diundang masuk ke Indonesia,” tegas Rizal.

Namun sayang nya, Presiden Soeharto justru meneken perjanjian dengan IMF keesokan harinya. Ketika itu Rizal mengenang jika Bos IMF Michael Camdessus menyaksikan momen penandatanganan tanggal 15 Januari 1998 itu sambil menyilangkan kedua lengan di dada. Sementara Soeharto membungkuk untuk menandatangani Letter of Intent (LoI).

Setelah penandatanganan kerjsa sama itu, IMF mendikte pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah meminta pemerintah Indonesia untuk menaikkan tingkat bunga bank di naikan dari 18 persen rata-rata jadi 80 persen dan hasil nya banyak perusahaan langsung mengalami kebangkrutan.

Selain itu, IMF juga menutup 16 bank yang akhirnya menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada perbankan Indonesia. Karena hal itu, banyak nasabah menarik aset nya dari bank.

Karena hal itu, Pemerintah akhirnya terpaksa harus menyuntikkan dana BLBI sebesar US$ 80 miliar. Inilah awal mula kasus korupsi megatriliunan yang belum tuntas di Indonesia. Namun yang paling parah, IMF meminta Indonesia menaikkan harga BBM.

Dan dari situ, Presiden Soeharto menaikkan harga BBM hingga 74 persen yang akhirnya menimbulkan kerusuhan pada bulan Mei dan melengserkan Soeharo dari tahta nya.

“Besoknya demonstrasi besar-besaran. Kerusuhan di mana-mana, ribuan orang meninggal. Rupiah anjlok. Butuh bertahun-tahun hingga Indonesia bisa keluar dari krisis ekonomi itu. Oleh sebab itu saya tegaskan Indonesia tak butuh IMF,” tutup Rizal.

Add a Comment