Uang Pesangon Disarankan Untuk Tidak Investasi Emas, Kenapa?

Uang Pesangon Disarankan Untuk Tidak Investasi Emas

PrimaBerita – Mendapatkan pesangon lalu mengalihkannya kepada investasi logam mulia memang cukup sering dilakukan oleh kebanyakan orang akan tetapi sebaiknya uang pesangon disarankan untuk tidak hal itu.

Seorang perencana keuangan, dari Oneshildt Financial Planning, M. Andoko mengatakan saat orang terkena PHK dan diberikan uang pesangon yang dialihkan untuk investasi emas maka dikhawatirkan orang tersebut tidak mempunyai tabungan untuk biaya hidup sehari-hari.

“Dia sayangnya pada saat orang di-PHK butuh konsumsi dan uang yang minimal sama dengan gajinya dia,” sebut Andoko, kamis (25/06/2020).

Lihat Lainnya: Mahasiswa Ini Ditangkap Akibat Bisnis Temaram, Bisa Layani Ragam Seks

Menurut penjelasannya, keuntungan berinvestasi emas didapat hanya melalui capital gain saja, dimana keuntungan hanya akan didapat saat menjual. Pasalnya selama seseorang masih menguasai aset tertentu, hal ini belum dapat dikatakan sebagai capital gain. Meski harga jual saat itu jauh lebih tinggi.

“Kalau di emas dia hanya capital gain. Dia enggak bisa memberikan regular income. Kecuali dia punya dana cadangan yang besar,” katanya.

Terlepas dari itu, Andoko justru menghimbau kepada seseorang agar uang pesangon yang ia dapatkan disarankan untuk membeli ORI (Obligasi Ritel Indonesia saja).

“Sekarang pemerintah lagi menerbitkan yang namanya ORI. Itu dilock 3 tahun. Dia bisa mendapatkan return besar. Kalau enggak salah suku bunganya 6,4%,” sebut Andoko.

Menurutnya bila mana masih ragu akan investasi ORI, mereka dapat memanfaatkannya dengan mendepositokan uangnya. Sebab deposito bisa memberikan passive income. Meski hal ini disayangkan olehnya karena saat ini suku bunga deposito sedang mengalami penurunan, tapi langkah ini bisa dipilih.

“Bisa ditempatkan ke beberapa instrumen yang dia bisa memberikan passive income. Contohnya deposito. Misalnya dia dapat (uang pesangon) Rp 200 juta. Hanya sayangnya sekarang bunga deposito itu kecil hanya 5%,” tutur beliau.

Add a Comment