Kehabisan Uang, Kisah Turis dan Keluarganya yang Terpaksa Ngamen di NTB

PrimaBerita – Virus corona yang mewabah rupanya berdampak pada kisah keluarga turis yang kebetulan sedang berwisata dan terpaksa ngamen di NTB.

Mereka juga terpaksa harus menetap tinggal di Indonesia lebih lama lagi karena semua akses penerbangan ke negaranya ditutup sementara akibat pandemi.

Oleh karena itu keluarga kecil turis ini mulai kehabisan uang. Alhasil sampai membuat sang suami terpaksa mengamen supaya bisa memenuhi kebutuhan hidup ditengah badai pandemi corona.

Turis tersebut ketahuan mengamen di pasar tradisional Kebon Roek, Mataram, NTB dan sempat direkam oleh warga setempat. Sehingga videonya menjadi viral.

Berdasarkan video yang direkam salah satu pemilik akun jejaring sosial facebook, tampak pasutri turis juga menggendong anaknya yang masih bayi. Mereka mengamen menggunakan alat musik accordion.

Diketahui sang suami bernama Mikhail (29) dan istrinya bernama Ekaterina (29). Sedangkan anak mereka bernama Serafima yang masih berusia dua tahun.

Kepala kantor imigrasi kelas I TPA Mataram, Syahrifullah, memaparkan satu keluarga turis tersebut berasal dari Rusia.

Saat ini tengah diamankan di kantor imigrasi setelah video mengamen mereka mendadak viral.

“Mereka mengemis, ngamen, dan dapat uang dari warga yang kasihan. Uangnya mereka pakai membeli kebutuhan makan. Kami dapat laporan dan langsung melacak keberadaan mereka,” ujar Syahrifullah (30/04/2020).

Adapun soal kelengkapan dokumen keluarga Rusia atau turis yang terpaksa ngamen di NTB demi hidup ditengah corona tidak ada masalah.

Terkait waktu izin tinggal mereka juga tidak ada masalah. Petuga imigrasi telah memeriksa hal-hal terkait. Lalu diserahkan ke pihak Konsulat Rusia yang berada di Bali.

Baca Juga: Sudah Tahu? 15 Negara Ini Belum Juga Disenggol Virus Corona

“Karena saat ini tengah terjadi musibah covid-19, maka kami memberi kelonggaran. Jika tak ada covid-19, saya pasti akan tindak tegas. Mereka hanya boleh berwisata di Lombok, bukan melakukan kerja atau aktivitas seperti mengamen atau mengemis,” kata Syahrifullah.