Virus Corona Bisa Menular Melalui Kentut, Simak Penjelasannya

virus corona bisa menular melalui kentut

PrimaBerita – Informasi saat ini yang cukup mendapat perhatian adalah penularan virus corona bisa menular melalui kentut (flatulensi).

Memang hingga saat ini penularan virus corona mampu menyebar dari aneka macam cara serta media (permukaan). Baik secara kontak fisik secara langsung maupun kontak tidak langsung.

BACA JUGA: Data Terkini Jumlah Korban Kasus Virus Corona di Indonesia

Namun salah satu cara telah disebut kentut (buang angin) berpotensi dalam menyebarkan covid-19.

Salah seorang dokter asal Australia, Andy Tagg membeberkan kentut bisa menjadi cara baru penyebaran penyakit virus corona.

Kemudian dokter dari Indonesia, dr Erlang Samoedro yang merupakan dokter spesialis paru turut menanggapi hal tersebut. Ia bahkan mengonfirmasi bagaimana kentut bisa menjadi sebuah cara baru penyebaran covid-19.

Baginya memang ada kemungkinan itu bisa terjadi. Virus corona bisa menular melalui buang gas (kentut).

Selain itu ia menjumpai sebuah faktanya dari pasien untuk menguatkan alasan mengapa bisa terjadi.

“Ada kemungkinan tentang virus corona ini menular melalui buang air dari penderita,” ungkap dr Erlang.

Ia pun menambahkan bahwa secara faktanya virus ditemukan pada kotoran penderita/pasien. Corona virus ada dalam feses seorang yang terinfeksi positif. Sehingga kotoran penderita mengandung virus.

Akan tetapi secara praktiknya, virus corona masih sangat sulit bisa terjadi penyebarannya lewat kentut.

Sebab saluran kentut seseorang umumnya tertutup rapat. Bilamana mengandung covid-19, udara/gas kentut yang dikeluarkan masih terhambat pakaian yang sedang dikenakan.

“Nah apakah bisa menular melalui buang angin? Secara teknis masih mungkin menular dari buang angin, tapi secara praktik sangat sulit untuk terjadi,” katanya

“Karena ketika orang bertemu dengan orang lain itu menggunakan celana atau penutup di bagian bawah kita,”  paparnya lagi.

Sehingga ia menyimpulkan jarang sekali bisa keluar berbaur ke udara bebas karena menggunakan pakaian tertutup.

“Sedangkan yang paling mungkin terjadi adalah ketika orang berbicara atau batuk dan tidak menggunakan masker sehingga percikan air liur itu bisa sampai ke orang yang disekitarnya,” tutup sang dokter.

Add a Comment