Inovasi Baru Pengobatan Kanker Dengan Efek Samping Minim

PrimaBerita – Kanker selalu identik dengan pengobatan kanker yang banyak memiliki efek samping dan biaya yang tak sedikit. Inovasi pengobatan dan obat-obatan juga terus terjadi, salah satunya yaitu pengobatan untuk penyakit kanker limfoma Hodgkin (LH) yang memiliki antigen bernama CD30.

Dr Ikhwan Rinaldi

Dokter Spesialis Hematologi Onkologi Medik RSCM, Dr dr Ikhwan Rinaldi mengatakan, meskipun LH memiliki angka kesembuhan yang tinggi, 10-30 persen di antara penderita sangat mungkin mengalami kanker LH lagi atau kambuh.

“Pada pengobatan LH kambuh, (biasanya) adalah kemoterapi dosis tinggi yang dilanjutkan dengan transplantasi sumsum tulang,” kata Ikhwan dalam acara bertajuk Harapan Baru Bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkin dengan Terapi Inovatif di Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Baca juga: Hasil Lelangan Aset Sitaan First Travel Diambil Negara, Korban Kecewa

Obat Pintar BV

“Tapi saat ini terdapat inovasi pengobatan non transplantasi dengan Antibody Drug Conjugate (ADC) yang dikategorikan sebagai terapi bertarget, yang disebut obat pintar yaitu Brentuximab Vedotin (BV),” ujarnya.

Obat pintar BV ini berbeda dengan kemoterapi karena mampu mengenali sel LH melalui ikatan antara antibody monoclonal anti-CD30 dengan CD30 yang berada di permukaan sel LH. Obat pintar ini merupakan kombinasi antibody dan zat sitotoksik yang disebut ADC.

Brentuximab adalah antibody monoclonal anti-CD30 dan Vedotin adalah monomethyl auristatin E (MMAE) yang merupakan agen anti-neoplastik sintetik, dimana kedua komponen ini terkandung di dalam ADC tadi.

Cara kerja Brentuximab Vedotin

Ikhwan menjelaskan, BV bekerja dengan cara berikatan dengan CD30 di permukaan LH untuk selanjutnya masuk ke dalam sel dan melakukan penghentian siklus kehidupan sel sehingga terjadi apoptosis sel (kematian sel).

Dengan demikian obat pintar ini bekerja dengan mengenali dan menghancurkan hanya sel limfoma Hodgkin dan tidak menghancurkan sel lain, sehingga efek samping yang ditimbulkannya relative lebih ringan dibandingkan kemoterapi pada umumnya.

“Karena kalau kemoterapi itu dia menghancurkan semua sel-sel tumbuh yang ada di dalam tubuh, jadi efek sampingnya bisa ke rambut rontok dan lain sebagainya. Karena itu tadi sel-sel yang tumbuh atau berkembang cepat dalam tubuh kita itu bukan cuma sel kanker saja, sel rambut, sel juga cepat,” ujarnya.

Baca juga: Bermalam Bersama Dewi Matahari, Kaisar Jepang Habiskan 350 M Demi…

Add a Comment