Virus Corona Sudah Menjelma Menjadi Tiga Varian

Virus Corona Sudah Menjelma Menjadi Tiga Varian

PrimaBerita – Virus corona ternyata sudah menjelma menjadi 3 (tiga) varian dan diungkapkan oleh pakar genetika di University of Cambridge.

Dalam riset/penelitian yang diterbitkan Proceeding of The National Academy of Science Amerika Serikat menyatakan bahwa virus korona sudah memiliki turunan.

Pimpinan tim ilmuwan dari University of Cambridge, Dr Peter Forster, beserta timnya mengusut genome virus corona dan menyusun silsilah keluarganya.

“Teknik ini dikenal untuk memetakan pergerakan populasi manusia prasejarah lewat DNA. Ini baru pertama kali dipakai untuk melacak jalur infeksi virus corona seperti covid-19,” beber Dr Peter Forster dilansir Metro Inggris.

Dalam studi dan penelitiannya, tim mereka menggunakan 160 genome corona virus dari seluruh dunia sejak desember 2019 hingga bulan maret 2020. Mereka mengambil beberapa sampel.

Lantas mereka menemukan virus corona menjadi tiga varian (variasi) dengan perubahan asam amino. Adapaun ketiga variasi ini dinamakan sebagai berikut:

Varian A
Varian A dari cluster Wuhan, Amerika Serikat, serta Australia. Akan tetapi dalam penelitiannya, Wuhan justru memiliki varian B paling banyak di daerahnya. Malah Australia dan AS yang ketularan varian A dimana varian ini merupakan varian pertama virus.
Forster juga mengatakan ada kemungkinan bahwa AS dan Australia ialah negara yang lebih dulu tertular virus corona di luar negara China.

Varian B
Varian ini yang menular ke sejumlah wilayah di China hingga ke negara tetangganya. Setelah Asia, virus corona lalu menular ke Eropa yang meliputi Jerman, Prancis, dan Inggris.

Varian C
Varian C juga tidak tidak ditemukan di China, asal mula penyebaran virus corona. Tetapi varian ini ditemukan di Singapura yang menularkan ke negara Eropa lainnya seperti Italy. Negara lain yang mengadopsi varian C juga ditemukan di Taiwan, Korsel, dan Hongkong.

Sayangnya, Indonesia tidak termasuk ke dalam sampel tim penelitian yang mereka lakukan. Namun para ahli berharap, hasil penelitian mereka bermanfaat untuk pelacakan corona virus. Pada akhirnya kelak bisa membantu penyembuhan bila vaksin sudah ditemukan.

Add a Comment