Penelitian 5 Obat Corona, Disebut Sebagai Harapan Dunia

penelitian obat corona

PrimaBerita – Hingga saat ini penelitian maupun ilmuwan tengah mengembangkan obat virus corona dengan berbagai macam cara. Pasalnya belum ada obat yang sesungguhnya efektif melawan penyakit yang disebabkan oleh virus.

Namun seiring berjalannya penelitian terhadap pengujian obat corona, berikut ini ada 5 yang sedang diteliti. Seperti yang dilansir melalui Reuters, berikut laporan terkini dari status penelitian para ahli.

Remdesivir

Remdesivir adalah obat yang sedang dikembangkan oleh perusahaan Gilead dengan status sebagai obat eksperimen yang akan terus dikaji ulang. Bahkan setidaknya ada beberapa penelitian dilakukan diberbagai negara seperti Eropa, China, dan Amerika. Oleh karena itu WHO melihat obat ini memiliki potensial yang cukup tinggi.

Klorokuin

Klorokuin atau hydroxychloroquine adalah 2 senyawa yang biasa dipakai sebagai obat antimalaria. Juga sedang diteliti untuk melawan penyakit virus corona. Melalui uji laboratorium, klorokuin disebut mampu menghalau masuknya virus ke dalam saluran pernafasan.

Akan tetapi melalui studi lain, obat ini malah memberikan resiko efek samping dan tidak memberikan manfaat bagi pasien. Hingga kini penelitian terhadap senyawa ini terus dikembangkan disejumlah negara dengan status obat yang dikaji ulang.

IFX-1

Pada april lalu, para peneliti Belanda telah meneliti obat IFX-1. Dimana obat tersebut dimanfaatkan kepada pasien corona virus disease 2019 yang memiliki gejala pneumonia parah. Dengan status sebagai obat eksperimen, IFX-1 dikembangkan untuk menghalangi mekanisme inflamasi.

Tocilizumab

Obat tocilizumab ini biasa dimanfaatkan sebagai obat radang sendi atau penyakit rematik. Peneliti melihat bahwa efek obat ini bisa menekan badai sitokin yang menyebabkan keparahan dibeberapa pasien virus corona atau covid-19.

Namun status obat yang masih dilakukan pengkajian ini telah melihat efektiitas obat setidaknya melalui 15 studi dilakukan di China, Eropa, dan Amerika Serikat.

Ruxolitinib

Ruxolitinib mulanya dikembangkan sebagai obat penyakit autoimun karena bisa menahan peradangan. Melihat hal tersebut, ada kemungkinan obat ini berpotensi sebagai obat corona. Negara yang telah mengkaji studi pada ruxolitinib yaitu Kanada dan Mexico. Sifatnya obat masih dikaji ulang.

Add a Comment