Inilah Kelemahan Virus Corona Menurut Penjelasan Ilmiah

Inilah Kelemahan Virus Corona Menurut Penjelasan Ilmiah

PrimaBerita – Berbagai penanganan bisa kita lakukan untuk menangkal penyebaran covid-19, salah satunya adalah dengan cara mencari tahu apa kelemahan dari virus corona.

Hingga kemarin (6/4), kasus corona sudah tercatat lebih dari 1,28 juta kasus yang menyebar di seluruh dunia. Yang mana sebanyak 70 ribu lebih dinyatakan meninggal dunia akibat SARS-Cov-2 yang disebut sebagai pemicu covid-19.

Oleh karena itu, masyarakat dihimbau agar selalu melakukan cara terbaik yang bisa dilakukan demi perlindungan diri seoptimal mungkin.

Dan yang semakin membuat masyarakat takut akan virus yang banyak menyerang para lansia ini adalah ketiadaannya vaksin atau obat yang dihususkan untuk mengatasi serta mencegah penyakit virus corona.

Namun hingga sejauh ini, para ilmuwan bersama petugas medis sudah menyusun cara-cara pencegahan untuk melenyapkan covid-19 melalui kelemahan yang dimiliki virus corona ini.

Apakah kelemahan tersebut?

Virus corona (covid-19) disebut mudah hilang dengan sentuhan pelarut lemak, seperti sabun yang dipakai sehari-hari. Pada dasarnya covid-19 tersusun atas beberapa bagian, diantaranya yaitu:

  1. Lapisan lemak merupakan pelindung luar virus
  2. Inti dari virus yakni terletak pada DNA/RNA nya
  3. Bahan baku virus corona untuk memperbanyak diri yaki protein

Akan tetapi ketiga bagian-bagian tersebut sesungguhnya tidaklah saling mengikat kuat satu sama lain. Sehingga pada saat lapisan lemak virus corona terkena sabun, maka virus akan mati dan memberhentikan penyebarannya.

Itulah mengapa arahan untuk selalu rajin mencuci tangan dengan sabun sangat efektif guna melakukan pencegahan lebih lanjut.

  • Virus akan kalah saat daya tahan tubuh kuat

Pada pasien yang terinfeksi virus corona (dalam hal ini gejala ringan), selama daya tahan tubuh pasien kuat maka infeksi covid-19 bisa sembuh dengan sendirinya.

Salah satu penelitian yang dilakukan di Australia meyakini bahwa virus corona mempunyai sulit membelah dan bertambah banyak saat antibodi yang akan diserangnya sehat. Ini merupakan termasuk ke dalam salah satu kelemahan virus itu sendiri.

Sebagai hasil dari penelitian, seorang pasien virus corona dengan gejala ringan yang berusia 47 tahun. Pasien tersebut tidak disertai penyakit diabetes melitus. Namun kondisi tubuh dalam keadaan kuat dan sehat.

Kemunculan gejala dialami pasien setelah menginjak hari ketujuh, dengan demikian sejumlah antibodi juga tengah terbentuk. Beberapa hari setelah terbentuknya antibodi, kondisi pasien dinyatakan sehat seperti sedia kala.

Jadi para peneliti menganjurkan bahwa perlu dilakukan pola hidup yang sehat untuk menjaga imunitas dalam tubuh.

  • Tak mampu bertahan dalam permukaan

Covid-19 diketahui bisa bertahan pada permukaan selama beberapa hari namun tidak cukup kuat untuk menimbulkan infeksi. Oleh karenanya baik Kemenkes RI maupun organisasi kesehatan dunia tidak melarang adanya pengiriman paket antar negara.

  • Virus mati dengan disinfektan

Hingga saat ini ada banyak cara yang dilakukan untuk membuat disinfektan sendiri guna mencegah virus corona. Meski penelitian sejauh ini juga belum menemukan adanya ketahanan virus mampu bertahan lama di permukaan, tapi hasilnya diduga tidak akan jauh berbeda dari sesama virus corona lainnya. Tetapi tetap disarankan untuk membuat bahan disinfektan berupa hidrogen peroksida 0,5%, sodium hipoklorit 0,1%, serta tambahan alkohol 60 sampai 70%.

Add a Comment