Kisah Pasien Corona yang Kabur Karena Tak Mau Sekamar Berdua

Kisah Pasien Corona yang Kabur Karena Tak Mau Sekamar Berdua

PrimaBerita– Kasus corona di Indonesia semakin bertambah. Satu pasien positif  corona di RSUP Persahabatan justru ada yang kabur. Pasien yang kabur dikarenakan tak ingin satu kamar berdua saat dalam perawatan.

Kabar serorang pasien yang positif COVID-19 kabur dari rumah sakit terungkap dalam video yang diunggah Pemprov DKI pada Kamis (12/3). Ketika itu sedang ada rapat di Pemprov DKI yang membahas kesiapan penanganan virus corona. Gubenur Anies Baswedan hadir memimpin rapat yang digelar pada (10/3).

Seperti ini kisahnya, pasien corona yang kabur

Pada saat itu, Suharti, Deputi Gubenur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman menjelaskan di hadapan Anies tentang ada seorang pasien positif corona yang kabur dari RSUP Persahabatan, Jakarta Timur. Pasien tersebut berprofesi sebagai waiters.

“Kemarin itu sudah positif tapi karena tak ada gejala dan diisolasi di RS Persahabatan, ruang isolasinya bersama, ngabur,” kata Suharti dalam video saat rapat pencegahan COVID-19 pada 10 Maret 2020, dalam video yang diunggah akun YouTube resmi Pemprov DKI Jakarta pada 12 Maret 2020.

“Gajinya Rp 2,5 juta. Sudah akan dibayari Pemda tapi perlu diisolasi, tapi dia tak mau. Dia minta bukti positif baru dia akan mau diisolasi, sementara menurut dia isolasi di Persahabatan lebih bahaya mungkin tertular karena satu ruangan untuk beberapa orang,” ujar Suharti.

Suharti mengatakan, sempat mengalami kesulitan saat mencari pasien yang kabur itu, dan si pasien mau diisolasi setelah menerima bukti kalau dia positif COVID-19.

Erlina Burhan, juru bicara penanganan virus corona RS Persahabatan membenarkan adanya pasien yang positif corona kabur. Sementara pihak rumah sakit tidak mengetahui sama sekali si pasien melarikan diri.

“Jadi kan ada pintu masuk, diam-diam dia keluar dan sudah ditunggu oleh keluarga,” katanya.

Erlina menuturkan, bahwa ruang isolasi sudah sesuai dengan standar WHO. Dia juga mengatakan, kalau pihak rumah sakit tidak gegabah mencampur pasien positif dengan pasien lainnya.

“Bahwa ruangan kami bertekanan negatif jadi untuk transmisi itu sangat-sangat kecil kemungkinan dan juga untuk pengembalian dan pencegahan infeksi itu disyaratkan tempat tidur berjarak minimal 2 meter dan itu dilakukan, Anda bayangkan ruangannya sehingga bisa 2 tempat tidur dengan jarak 2 meter, jadi itu sudah memenuhi kriteria,” kata Erlina.

Pasien tersebut kabur dari rumah sakit pada minggu lalu. Erlina menjelaskan, si pasien itu sudah berhasil dijemput kembali. Namun, Erlina tidak mengetahui pasti, pasien positif corona yang kabur itu diisolasi di rumah sakit rujukan mana.

Add a Comment