Hoaks !! Virus Corona Ditemukan di Ayam Broiler, Ini Penjelasannya

Virus Corona Ditemukan di Ayam Broiler

PrimaBerita – Terkait virus corona yang menyebar luas di dunia dan mengguncangkan banyak orang, beragam hoaks atau berita bohong pun banyak bermunculan. Salah satunya virus corona ditemukan di ayam Broiler.

Informasi yang mengatakan bahwa virus corona ditemukan di ayam broiler telah beredar di media sosial. Dalam penyampaiannya menghimbau agar selalu berhati-hati dalam mengonsumsi ayam broiler.

Karena meresahkan banyak orang terlebih bagi mereka para penggemar dan peternak ayam broiler, maka dilakukan penelusuran lebih lajut. Fakta yang diterima dari informasi tersebut adalah tidak benar adanya.

Ditengah wabah virus corona yang mematikan itu, tepat pada tanggal 1 Februari 2020 muncul lagi wabah virus flu burung H5N1. Dari kasus virus tersebut ditemukan bahwa tidak ada satupun setiap unggas yang ditemukan positif virus corona.

Di sisi lain, virus corona berbeda dari Avian Influenza (H5N1), yang dapat diobati pada manusia dengan obat anti-virus yang tersedia. H5N1 tidak menular di antara manusia dan jarang menyebar ke manusia.

Informasi hoaks tersebut telah dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)didalm situs resminya mengenai hoaks yang beredar seputar virus korona (COVID-19).

Untuk itu, tetaplah waspada terhadap sebaran Virus Corona dengan memerhatikan protokol organisasi kesehatan dunia (WHO).

Peran masyarakat sangat diperlukan dalam menangkal berita bohong terkait virus corona yaitu dengan cara cek kebenaran dan faktanya melalui dokter serta pihak yang kompeten, sembari menguatkan solidaritas bersama juga dihimbau untuk tidak ikut menyebarkan berita bohong terkait virus corona.

Anjuran WHO antara lain mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, mempertahankan jarak sosial, menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut, menggunakan masker bagi yang sakit, dan mencari perawatan medis kalau demam, batuk dan sesak napas.

Saat ini pemerintah telah berusaha bersungguh-sungguh menjaga perluasan virus, yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Add a Comment