PM Malaysia Mahathir Mohamad Mengundurkan Diri

PrimaBerita – Perdana Menteri atau disingkat PM Malaysia Mahathir Mohamad mengundurkan diri. Dalam cuitan di akun Twitternya, ia mengatakan telah menyerahkan surat pengunduruan dirinya kepada Raja Malaysia.

Keputusan Mahathir dibuat menyusul dinamika politik seputar rencana partainya untuk membentuk pemerintahan baru tanpa politikus senior Anwar Ibrahim, yang dijanjikan akan menjadi penggantinya.

Cuitan di Twitternya sekitar pukul 13.15 WIB,  PM Malaysia mengatakan bahwa dirinya mengundurkan diri dan sudah menyerahkan surat pengunduran diri sekitar pukul 12.00 WIB.

Mahathir (94), menjabat perdana menteri untuk kedua kalinya pada Mei 2018 setelah kemenangan besar koalisi Pakatan Harapan yang mengakhiri dominasi koalisi Barisan Nasional.

Koalisi Barisan Nasional ini dipimpin partai UMNO yang telah berkuasa sekitar 60 tahun. Ia dan partai-partai koalisinya berhasil mengalahkan Perdana Menteri (PM) Najib Razak, yang dibayang-bayangi dengan skandal keuangan badan investasi milik negara, 1MDB, walau Najib berulang kali membantahnya.

Sosok Mahathir mendominasi politik Malaysia selama beberapa dekade.

Dia pernah menjabat Perdana Menteri Malaysia dari 1981 hingga 2003. Dahulu dia merupakan bagian dari partai yang pernah berkuasa lama, Barisan Nasional.

Anwar Ibrahim semula menjabat sebagai wakil PM Mahathir Mohammad. Tetapi hubungan mereka memburuk ketika Anwar dipecat pada 1998 menyusul konflik kepemimpinan.

Anwar kemudian dipenjara karena tuduhan korupsi dan sodomi, yang secara luas diduga dilatari kepentingan politik.

Namun demikian pada 2018, Mahathir melakukan langkah mengejutkan ketika dia mengumumkan bahwa dia akan bekerja sama dengan Anwar. Dan bergabung dengan aliansi kelompok oposisi, Pakatan Harapan.

Mahathir mengatakan dia bersedia bekerja sama dengan Anwar dan kelompok oposisi untuk menggulingkan pemerintahan Najib Razak, yang terlibat skandal korupsi 1MDB.

Dalam pemilu dua tahun lalu, Mahathir, Anwar dan koalisi oposisinya berhasil memenangi pemilu – dan Mahathir akhirnya setuju untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.

Namun demikian Mahathir berulang kali menolak untuk mengatakan kapan dia akan mengalihkan kekuasaan. Itu yang memicu ketegangan dalam barisan oposisi.

Add a Comment