Moody’s Beberkan Rahasia Investasi RI Bisa Kalah dari Vietnam

PrimaBeritaMoody’s Investor Service Lembaga keuangan internasional beberkan rahasia mengapa investasi RI bisa kalah dari Vietnam. Rahasia yang merupakan penyebab mayoritas perusahaan merelokasi pabriknya dari China ke Vietnam, Malaysia dan Thailand.

Managing Director and Chief Credit Officer Michael Taylor mengungkapkan Vietnam dan negara tersebut memiliki produk ekspor yang serupa dengan China.

Baca juga : 20.000 Ton Beras Bulog Terancam Busuk, Ini Penyebabnya

Untuk Vietnam, mereka memiliki pabrik untuk barang ekspor elektronik seperti China.

“Berbeda dengan Indonesia. Tingkat kesamaan produk ekspor Indonesia dengan China lebih rendah. Vietnam juga telah memiliki pabrik sehingga perusahaan bisa meningkatkan produksinya dari sana,” terangnya, Rabu (4/12).

Selain faktor kesamaan produk ekspor, Moody’s juga beberkan rahasia investasi RI kalah, ia bilang Indonesia juga memiliki kekurangan yang membuat perusahaan memilih merelokasi pabrik mereka ke Vietnam dan sejumlah negara. Salah satunya berkaitan dengan infrastruktur utamanya yang mendukung kegiatan ekspor.

Karena itu, agar Indonesia dilirik investor ia menyarankan Indonesia memperbaiki infrastruktur. Infrastruktur merupakan faktor utama yang bisa mendatangkan investasi.

“Agar mendapatkan keuntungan dari diversifikasi pasar ini, Indonesia perlu investasi pada infrastruktur seperti pelabuhan, jalan sehingga ekspor bisa didorong,” paparnya.

Moody’s menyatakan permasalahan tersebut tidak bisa menutupi keunggulan yang dimiliki Indonesia berkaitan dengan upah pekerja. Menurut mereka upah Indonesia sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan tiga negara tersebut.

“Hal yang menarik adalah upah buruh yang masih sangat rendah, bahkan lebih rendah daripada Vietnam,” ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluh, Keluhan ia sampaikan terkait kondisi investasi di Indonesia. 

Baca juga : Disinggung Soal Proyek Pelabuhan, Luhut : Saya Tumbuk Mulutnya

Ia mengatakan iklim investasi di dalam negeri sampai saat ini belum menggembirakan. Padahal, pemerintahannya sudah mati-matian dalam memperbaiki iklim investasi.

Iklim investasi yang belum menggembirakan tersebut kata Jokowi tercermin dari laporan Bank Dunia yang menyatakan ada 33 perusahaan  yang merelokasi perusahaannya dari China ke sejumlah negara tetangga Indonesia.

Add a Comment