20.000 Ton Beras Bulog Terancam Busuk, Ini Penyebabnya

PrimaBerita – Sebanyak 20.000 Ton beras bulog terancam busuk atau turun mutu. PerumĀ BulogĀ harus mengatasi stok cadangan beras pemerintah (CBP) tersebut. Stok tersebut telah disimpan atau tak disalurkan lebih dari empat bulan.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi membeberkan penyebab dari macetnya penyaluran beras tersebut yang membuat beras lama tersimpan dan terancam busuk.

Baca juga : Disinggung Soal Proyek Pelabuhan, Luhut : Saya Tumbuk Mulutnya

Pertama, salah satu lokasi gudang Bulog di suatu daerah terkena banjir. Bencana itu turut merusak kualitas beras itu.

Kedua, pengalihan program bantuan sosial (bansos) dari beras sejahtera (rastra) ke Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Tadi pengalihan dari rastra ke BPNT itu pengaruh juga. Kan dari 2,3 juta ton (penyaluran untuk bansos), sekarang jadi 300 ribu ton, kan banyak. Dan beras itu kan barang mudah rusak. Coba taruh beras di rumah sebulan rusak tidak? Rusak lah. Apalagi BPNT dari 2017 untuk 45 kota, itu kan pengaruh ya, di antaranya,” jelas Tri.

Baca juga : Jokowi : Namanya Anak Muda, Salah-Salah Dikit Ya Dimaafkan

Ketiga, jarangnya rapat koordinasi terbatas yang dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak pergantian menteri baru, sehingga sampai saat ini Bulog belum menerima arahan dalam menyalurkan CBP.

“Belum (ada penugasan lagi), tanya Pak Menteri yang baru saja,” ujar dia.

Meski begitu, Tri mengatakan bahwa pihaknya akan terus berjuang dalam segmen komersial perusahaannya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menyeimbangkan kinerja keuangan perusahaan yang juga harus menjalankan segmen penugasan atau public service obligation (PSO).

Add a Comment