Jokowi Heran Cangkul Juga Harus Impor. Ini Pernyataan Moh. Faisal

PrimaBerita – Pekan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terheran-heran lantaran mendapat informasi sejumlah barang masih di-impor, salah satunya cangkul.

“Puluhan ribu-ratusan ribu cangkul yang dibutuhkan masih impor. Apakah negara kita yang sebesar ini industrinya yang sudah berkembang, benar cangkul harus impor? Enak banget itu negara yang barangnya kita impor,” tutur Jokowi dalam Peresmian Pembukaan Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019 di JCC, Rabu (6/11) lalu.

Kendala yang terjadi

Menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berpendapat permasalahan impor cangkul tak lepas dari minimnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk buatan lokal. Pasalnya, ia mengklaim pasokan industri dalam negeri mencukupi kebutuhan cangkul.

“Kesadarannya belum ada (untuk menggunakan cangkul lokal). Kalau kualitasnya sudah bagus, itu akan kami kampanyekan,” ucap Agus, Kamis (7/11).

Sebagai solusi, ia akan mendorong industri, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk menggunakan cangkul buatan dalam negeri. Ia juga akan meminta kementerian/lembaga untuk membeli alat pertanian produksi lokal.

Baca juga: Perkantoran di Medan Hadir Dengan Konsep Baru

Permasalahan Industri

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Mohammad Faisal melihat kejengkelan Jokowi menggambarkan permasalahan industri domestik yang lebih pelik di tengah perlambatan ekonomi.

Menurut Faisal, konsumen yang rasional akan memilih produk impor dibandingkan produk lokal karena harga yang ditawarkan murah dengan kualitas bagus. Artinya, ada persoalan daya saing yang harus dibenahi.

“Perlu melihat secara komprehensif dari hulu ke hilir, sehingga bisa mengambil kebijakan yang tepat,” kata Faisal kepada CNNIndonesia.com.

Harga jual yang murah bisa disebabkan oleh ongkos produksi yang rendah. Faktornya bisa berasal dari rendahnya harga bahan baku maupun biaya operasional yang efisien.

Baca juga: 4 Cara Melihat Kepribadian Dari Memperlakukan Uang

Add a Comment