Peluang Indonesia Jatuh ke dalam Resesi Masih Kecil

Primaberita – Resesi ekonomi memang menjadi ancaman bagi perekonomian global. Namun peluang Indonesia jatuh ke dalam resesi masih bisa dikatakan kecil. Hal ini dinyatakan oleh salah satu ekonom Indonesia.

Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau, kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi.

Indonesia, sebagai negara yang ikut terdampak ketidakpastian ekonomi global, perlu mengantisipasi resesi. Tanpa adanya langkah antisipasi, situasi politik dalam negeri yang belum stabil membuat Indonesia rawan terkena resesi ekonomi.

Ekonom Faisal Basri mengatakan resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi suatu wilayah mencatat angka negatif selama dua triwulan berturut-turut. Saat ini, beberapa negara dengan ekonomi skala besar memang tengah di ambang resesi.

“Pertumbuhan ekonomi China tahun ini kemungkinan di angka 6 persen dari prediksi sebelumnya 6,2 persen. Belum lagi, ada sembilan negara terancam resesi. Jadi ketika negara lain lesu, Indonesia tidak bisa up sendiri,” jelas Faisal.

Meski begitu, pemerintah disebutnya tak perlu panik bahwa resesi akan mendekati Indonesia. Sebab, faktor eksternal bukanlah kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Jadi ancaman resesi dunia dan perang dagang, itu dampaknya kecil bagi Indonesia. Beda dengan Singapura, kalau dunia gonjang-ganjing, ia ikut gonjang-ganjing. Ekonomi dunia resesi, Indonesia tidak akan. Mungkin tidak semua orang percaya dengan saya,” jelas dia.

Selain itu, ia mengatakan peluang Indonesia jatuh ke dalam resesi masih kecil karena sektor keuangan Indonesia masih dangkal. Sehingga, jika memang ada krisis keuangan global, dampak ke Indonesia juga tak akan separah negara lain.

Add a Comment