Benarkah, Penusukan Wiranto Merupakan Settingan?

Primaberita – Kasus penusukan yang dilakukan dua orang, laki-laki dan perempuan terhadap Menko Polhukam Wiranto menjadi perhatian masyarakat. Banyak opini yang menyatakan bahwa penusukan Wiranto merupakan settingan. Peristiwa tersebut terjadi di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

Di tengah penderitaan Wiranto, tersebar kabar peristiwa tersebut hanyalah rekayasa saja. Hal itu membuat banyak orang bereaksi. Kejadian penusukan terhadap Wiranto menjadi perbincangan di media sosial. Namun ada oknum yang menuding kejadian tersebut adalah rekayasa.

Hal ini sontak menarik perhatian dari Musikus Addie MS. Dia heran ada pihak yang menuding kejadian penusukan yang menimpa Menko Polhukam Wiranto adalah setting-an alias rekayasa. Lewat akun Twitter miliknya, pendiri Twilite Orchestra itu menyuarakan kegelisahannya tersebut.

Baca juga : Usai Pertemuan, Prabowo Tegaskan Siap Mendukung Jokowi

“Di tengah keprihatinan atas penusukan yang dialami seorang Menteri, muncul komentar seseorang: ‘Settingan’, ‘Caper’, ‘Play victim’,” tulis Addie MS, Jumat (11/10).

Ayah Kevin Aprilio itu menyayangkan tuduhan yang dilontarkan oknum tersebut atas kejadian yang dialami Wiranto.

“Aku membayangkan kalau yang ditusuk itu ayah atau suami orang itu. Bagaimana perasaannya saat dikomentari seperti itu? ‘Settingan’, ‘Caper’, ‘Play victim’. Merinding,” sambung Addie MS.

Dalam video yang beredar, tampak Wiranto diserang secara tiba-tiba dari arah samping. Pelaku penyerangan terlihat menggunakan pisau hingga membuat Wiranto terjatuh.

Kabar yang menyebut penusukan Wiranto merupakan settingan adalah salah. Wiranto mengahadapi risiko sangat serius dengan dua luka pada bagian perut sehingga harus dilakukan operasi.

Terkait : Wiranto Ditusuk, Alami 2 Luka Tusukan Di Bagian Perut

Penusuk Wiranto Lulusan Fakultas Hukum Asal Medan

Jokowi : Kondisi Wiranto Sudah Membaik Dan Ingin Segera Pulang

Kabar tersebut berasal dari sumber yang sudah diubah sehingga menghilangkan makna dan konteks yang sebenarnya. Tak ditemukan bukti yang menguatkan klaim tersebut.

Sumber mengunggah informasi palsu dengan narasi yang bisa mengarahkan masyarakat berpikir sesat.

Add a Comment