Awas ! Predator Kencan Online, Korbannya Perempuan Muda

Predator Kencan Online

PrimaBerita – Maraknya aplikasi kencan online membuat banyak para perempuan single untuk mencobanya. Namun pada aplikasi kencan online tersebut bisa ada predator seksual dan paling banyak korbannya perempuan muda.

Seperti, perilaku seorang pria berinisial AS membuat geram salah satu pendiri gerakan No Recruit List atau NRL, Poppy R.

NRL mewadahi korban kekerasan tanpa ‘cedera’. Poppy sudah lama mengawasi gerak-gerik AS. Pria ini mengaku sebagai lulusan S3 pada sebuah Universitas di Swiss. NRL mendapatkan laporan dari beberapa perempuan. Sebagian besar kasus yang mereka alami korban adalah pelecehan seksual.

“Yang geram mengadukan ke NRL, namun bingung bagaimana cara terbaik untuk membuka kedok pelaku sebagai predator,” kata Poppy

Remaja perempuan berusia 14 tahun merupakan pelapor kasus pertama. Anak ini iseng mengunduh aplikasi kencan Tinder.

Dari situlah remaja tersebut mengenal AS. Hubungan keduanya pun berlanjut, AS membangun hubungan kepercayaan dan kepercayaan dengan korbannya itu.

AS berkedok menjalin status pacaran dengan korban untuk memuluskan aksinya. Ia telah melakukan berbagai kekerasan seksual pada perempuan yang berbeda-beda.

Poppy menuturkan bahwa predator tersebut meminta foto nudes, kemudian memoroti uang perempuan untuk beli laptop Macbook karena berpikir mereka berpacaran. Bahkan AS tersebut memaksa untuk aborsi dengan cara meminum obat pencegah kehamilan.

Predator Kencan Online sejak 2014

AS sudah menjalankan aksinya sejak tahun 2014. Ia mencari korbannya pada aplikasi Tinder, Bumble, dan Coffee Meets Bagel dengan nama dan profil yang berbeda-beda.

Predator ini cukup pintar memilih narasi. Sehingga, korban merasa kalau mereka yang salah. Korban juga trauma dan memilih untuk tidak melapor.

“Pemerkosaan ini terjadi d indekos laki. Mereka takut nanti polisi akan tanya ‘loh kamu ngapain di kosannya? Dia pacar kamu. Yakin kamu diperkosa?’ Itu yang bikin heartbreaking. Hukum lebih berpihak ke pelaku dari pada korban,” kata Poppy.

NRL bergerak sesuai persetujuan korban. Ada korban yang hanya ingin bercerita. Tapi, ada juga yang ingin melapor ke tempat kerja pelaku.

AS saat ini sedang menganggur. Jadi, Poppy tidak bisa menindaklanjuti ke tempat kerja pelaku.Poppy mengawasi gerak gerik AS lewat jejaring profesionalnya. Ia menandai pergerakan AS pada LinkedIn.

Menurutnya, kalau pelaku menerima hukuman 5 sampai 7 tahun penjara, tidak seimbang dengan kejahatan yang telah ia perbuat. Korban malah bisa jadi trauma seumur hidup.

“At least gua sekarang udah bikin dia takut. Udah ada Poppy dan tim NRL yang mengawasi,” ujarnya.

Add a Comment