Perang dengan China, India Borong 33 Jet Tempur dari Rusia

India Borong 33 Jet Tempur dari

PrimaBeritaIndia bersiap perang dengan China setelah bentrok berdarah yang menewaskan 20 tentara. India pun borong 33 jet tempur dari Rusia. Angkatan Udara India mengumumkan pembelian 12 jet tempur Sukhoi dan 21 jet tempur MiG-29.

Proposal pengadaan super cepat 33 jet tempur baru sudah dikirimkan Angkatan Udara India ke Kementerian Pertahanan.

Minggu depan, pembelian 33 jet tempur baru yang diperkirakan bernilai Rs 5.000 crore atau setara dengan Rp. 9,4 triliun itu akan diputuskan Kementerian Pertahanan India.

Dilansir dari India Today, akan ada modifikasi untuk peningkatan jet tempur MiG-29 khusus untuk pembelian dari Rusia. Pembelian jet tempur baru ini merupakan yang kedua kali di era PM Modi.

Sebelumnya India memborong 36 jet tempur Rafale dari Perancis yang kontraknya ditandatangani pada 2016. Jet tempur Sukhoi memang menjadi tulang punggung kekuatan udara India.

Biasanya pesawat-pesawat tersebut akan dirakit pabrik pesawat Hindustan Aeronautics Limited (HAL) bekerja sama dengan United Aircraft Corporation (UAC) dari Rusia.

Hingga 31 Maret 2020, Hindustan Aeronautics Limited (HAL sudah merakit 272 unit jet tempur Su-30MKI secara lisensi dari Rusia untuk Angkatan Udara India (IAF).

Jet tempur generasi keempat ++ ini dipatok 70,3 juta dolar AS per unit pesawat.

India tidak hanya borong 33 jet tempur dari Rusia, India juga langsung memutuskan kontrak untuk merancang dan memasang sinyal dan jaringan telekomunikasi untuk segmen 417 km jalur kereta barang timur (DEFRC) antara Kanpur dan Deen Dayal Stasiun Upadhyay di Uttar Pradesh.

Sebelumnya pemenang tender adalah perusahaan China; Beijing National Railway Research & Design Institute of Signal and Communication Group Co Ltd pada 2016. P+emenang tender baru menyelesaikan 20 persen dari pekerjaan yang seharusnya dalam proyek bernilai Rs 471 crore setara Rp 879 miliar yang didanai Bank Dunia.

Sehari setelah Kementerian Telekomunikasi India sudah meminta perusahaan yang bernaung di bawahnya tidak menggunakan produk China dalam peningkatan jaringan 4G di India.

Add a Comment