Tewas Ditindih Polisi Picu Kerusuhan Besar di AS, Siapakah George Floyd?

George Floyd Tewas Ditindih Polisi AS

PrimaBerita – Seorang pria bernama George Floyd tewas ditindih polisi dan memicu kerusuhan besar di AS atau Amerika Serikat. Insiden tewasnya seorang pria berkebangsaan Afrika-Amerika itu tengah ramai diperbincangkan oleh masyarakat dunia.

George Floyd tewas ditindih polisi dan picu kerusuhan besar di AS khususnya di Kota Minneapolis yang menyerukan ‘Justice for George‘.

Dikutip dari laman Mirror, Floyd meninggal di rumah sakit setelah dirinya tidak sadarkan diri saat Derek Chauvin, seorang petugas Kepolisian AS menginjak bagian leher belakangnya menggunakan lutut.

Menurut media setempat, Floyd awalnya tinggal di Houston, Texas, kemudian enam tahun yang lalu dia pindah ke St Louis Park, Kota Minneapolis. Keluarga dan teman dekatnya memanggilnya ‘Big Floyd’ karena tubuhnya yang memiliki tinggi hampir dua meter.

Saudaranya, Philonise mengatakan, Floyd tidak pantas mengalami insiden tersebut, karena dia merupakan orang yang ramah dan penyayang.

“Jika Anda mengetahui kakakku, Anda akan mencintainya. Dia raksasa lembut, dia tidak pernah menyakiti siapa pun. Dia adalah orang yang sangat penyayang dan dia tidak pantas atas apa yang terjadi padanya,” ujarnya.

Floyd sudah bekerja sebagai security selama lima tahun di salah satu restoran Kota Minneapolis bernama Conga Latin Bistro.

Menurut keterangan keluarganya, Floyd memiliki dua orang anak perempuan berusia 6 dan 22 tahun. Pria berusia 46 tahun itu diketahui bersahabat dengan mantan pemain bola basket profesional, Stephen Jackson.

Melalui akun Instagram pribadinya @_stak5_, Stephen memberikan tribute kepada Floyd, bahkan ia menganggapnya sebagai saudara kembar.

Floyd ditangkap oleh kepolisian setempat setelah diduga menggunakan uang palsu untuk membeli rokok pada Senin, 25 Mei 2020 lalu.

Seorang saksi mata yang merekam kejadian tersebut meminta petugas kepolisian agar melepaskan Floyd yang tampak sudah kehabisan napas.

Video tersebut memperlihatkan Floyd terus menerus memanggil mendiang ibunya yang meninggal sekitar satu tahun yang lalu. Floyd kemudian tidak sadarkan diri dan dinyatakan meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit setempat.

Video tersebut kemudian tersebar luas di media sosial serta memicu kemarahan publik. Tak hanya itu, sebagian orang pun meminta petugas yang telah membunuh Floyd untuk segera diadili.

Sejak peristiwa tersebut, demonstrasi hingga kerusuhan terjadi setiap malam, khususnya di Kota Minneapolis.

Sementara itu, Kota Midwest, AS mengalami dampak paling buruk akibat kerusuhan yang terjadi. Pasalnya para pendemo melakukan pembakaran, penjarahan hingga vandalisme.

Derek diketahui sudah mendapatkan hukuman penjara selama 25 tahun atas tuduhan pembunuhan dan didenda sebesar Rp 7,3 miliar rupiah.

Add a Comment