Kapal Perang AS Bersenjata Rudal Diusir China dari Laut Cina Selatan

PrimaBerita – Pada kamis, sebuah kapal perang AS bersenjata rudal yang masuk tanpa izin ke perairan teritorial kepulauan Paracel telah diusir China. Adapun jenis kapal yang diusir tersebut adalah USS Mustin Berudal terpandu. Dan kepulauan Paracel merupakan daerah sengketa antara China dan sejumlah negara di Asia Tenggara.

Juru bicara komando teater selatan PLA, Li Huamin mengatakan operasi Washington ditengah pandemi virus corona. Yang menunjukkan bahwa AS adalah sumber penyabotasean perdamaian dan stabilitas di laut China Selatan.

Komando teater selatan PLA telah mengorganisasikan pasukan AU dan AL untuk mengikuti kapal USS Mustin saat secara tidak resmi masuk ke lapas kepulauan Xisha, kamis.

Baca Juga: Hanya Dipanaskan Mobil Jeep di Medan Ini Terbakar

“Pasukan komando teater selatan PLA mengikuti dan memantau jalurnya, mengidentifikasi kapal, memperingatkan dan mengusirnya,” sebut Huamin.

Bahkan disebutnya lagi tindakan navigasi hegemonik terang-terangan secara serius sudah melanggar kedaulatan serta kepentingan kemanan negara China. Hukum dan norma internasional terkait juga sudah dirasa dilanggar. Hal ini secara serius menyabot perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut Cina Selatan.

Tetapi diketahui peristiwa ini bukanlah kali pertama PLA mengusir kapal perang Amerika Serikat. Sudah pernah terjadi peristiwa yang sama pada akhir januari di dekat kepulauan Nansha. Awal maret kasusnya di kepulauan Xisha dimana dialami oleh kapal USS McCampbell. Tak lama, akhir april dialami juga oleh kapal USS Barry masih di kepulauan Xisha.

“Di masa ketika pandemi covid-19 masih mengguncang dunia, AS mengabaikan keamanan rakyatnya dan tidak fokus pada kontrol epidemi domestik. Juga tidak berkontribusi pada kontrol pandemi global, tetapi mengirimkan kapal perang jarak jauh ke laut cina selatan. Memamerkan kekuatannya dan menyebabkan masalah,” tutur Li Huamin.

Kendati demikian, militer washington belum berkomentar atas kapal perang AS yang diusir oleh China.