5 Dokter RSUD Padang Sidempuan Tak Mau Lagi Tangani Pasien Corona

5 Dokter RSUD Padangsidempuan Tak Mau Lagi Tangani Pasien Corona

PrimaBerita – Masih ditengah-tengah pandemi corona, muncul polemik yang menyebabkan 5 (lima) dokter RSUD Padang Sidempuan tak mau lagi tangani pasien.

Mereka menyatakan untuk mundur menangani pasien yang terpapar virus corona. Padahal RSUD Padang Sidempuan telah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan dalam hal penanganan kasus covid-19.

Usut punya usut, kemunduran 5 dokter tersebut disebabkan lantaran dana insentif mereka tak kunjung dibayarkan oleh pihak manajemen rumah sakit.

Dilansir melalui himpunan Tribun-Medan, kelimanya tidak menerima dana insentif dari pihak RSUD Padang Sidempuan sejak berbulan-bulan yang lalu. Akhirnya membuat kelima dokter merasa seperti dipermainkan. Pihak rumkit (rumah sakit) rupanya menyampaikan alasannya karena terkena dampak pandemi covid-19.

Adapun nama-nama dari kelima dokter yang tiba-tiba mundur dan tak mau lagi tangani pasien antara lain:

  • Romi, Sp. OG yang merupakan konsultan onkologi
  • Yessi, Sp. PA
  • Musbar, Sp. OG
  • Novi Rahmi, Sp. KK
  • Fauzi Fahmi, Sp. B

Atas permasalahan tersebut, Ombudsman RI perwakilan Sumatera Utara telah meminta pemerintah kota setempat supaya menunjukkan keseriusannya menghadapi pandemi corona. Corona tidak bisa dibiarkan begitu saja karena sudah banyak yang terpapar positif, bahkan hingga diratusan negara.

Beberapa waktu lalu pasca meninggalnya seorang warga yang diduga terjangkit virus corona, keseriusan pemko akan sangat membantu menenangkan kepanikan. Namun bila tidak maka akan menimbulkan panik yang kian bertambah.

“Tapi, bila pemko tidak menunjukkan keseriusan, maka akan semakin menambah kepanikan masyarakat ditengah tingginya penyebaran wabah virus corona ini,” ucap Abyadi (14/04/2020) selaku kepala Ombudsman RI perwakilan Sumatera Utara.

Lantas Abyadi menanggapi kemunduran dari 5 dokter di RSUD Padangsidempuan terkait uang insentif. Ia mengatakan kejadian ini menunjukkan adanya ketidakseriusan pemko dalam menghadapi pandemi virus corona.

Bahkan diketahui juga sebelumnya beberapa tenaga harian lepas di RS Padangsidempuan ini melakukan aksi karena hak mereka belum dibayar. Selain itu juga terungkap minim APD serta ruang isolasi tidak memadai.

“Semua ini menguatkan dugaan kita bahwa pemko Padang Sidempuan tidak serius menghadapi wabah mematikan yang mengancam warga masyarakatnya ini. Tidak terlihat oleh publik adanya upaya pemko memperbaiki pengelolaan rumah sakit daerah itu,” tambahnya.

Add a Comment