Benarkah Garam Menyebabkan Hipertensi? Simak Agar Terhindar Yuk!

Primaberita.com – Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah jika tekanan di atas 180/120. Tekanan darah tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala. Seiring waktu, jika tidak diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke. Pola makan sehat dengan sedikit garam, olahraga rutin, dan konsumsi obat dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Garam yang juga dikenal sebagai natrium klorida adalah senyawa yang tersusun atas 40% natrium dan 60% klorida. Keduanya adalah elektrolit yang memegang peranan penting dalam kesehatan. Elektrolit adalah atom dengan muatan listrik yang ada pada cairan tubuh. Pengaruhnya dalam kerja tubuh manusia ada banyak.

Natrium, misalnya, berperan dalam kontraksi otot, fungsi saraf, dan mengatur volume serta tekanan darah. Kekurangan natrium karena berkeringat atau kehilangan cairan bisa menyebabkan kram otot. Sementara itu, klorida membantu menjaga keseimbangan cairan pada sel agar volume dan tekanan darah tetap stabil.

Bagaimana garam dapat menjadi penyebab tekanan darah tinggi?

Garam sebetulnya sangat penting untuk tubuh. Organ ginjal yang mengontrol jumlah garam di dalam tubuh, dengan cara dikeluarkan lewat urin. Namun, ketika tingkat asupan garam sangat tinggi, garam akan menarik  banyak cairan ke dalam darah.

Nah, karena pembuluh darah penuh dengan cairan, maka volume dan tekanan dalam pembuluh darah meningkat. Kondisi tersebut yang kemudian menyebabkan tekanan darah melonjak.

Bagi Anda yang tubuhnya sensitif dengan garam, maka bisa jadi tekanan darah Anda mudah melonjak. Namun, sebagian lainnya mungkin tidak masalah mengonsumsi garam dalam jumlah tertentu dan tidak mengalami kenaikan tekanan darah.

Sekitar setengah dari penduduk dunia sensitif pada garam. Keturunan Afrika, orang lanjut usia, dan orang-orang dengan diabetes lebih sering sensitif terhadap garam. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, alangkah lebih baik untuk mengurangi asupan garam Anda.

Hubungan antara garam dan hipertensi

Sekitar 95 persen orang hipertensi didiagnosis hipertensi primer, yaitu ketika penyebab kondisi ini tidak diketahui. Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain dan masih bisa disembuhkan.

Pada hipertensi primer, ada banyak faktor yang disebut-sebut bisa meningkatkan risiko hipertensi, termasuk asupan garam. Ya, banyak yang bilang bahwa garam menyebabkan hipertensi. Padahal, kenyataannya tak sesimpel itu.

Pembuangan cairan sisa dalam tubuh oleh organ ginjal tergantung pada keseimbangan natrium dan kalium untuk mengikat air dan mengantarnya ke kandung kemih. Kebanyakan asupan garam akan merusak keseimbangan natrium dan kalium, sehingga menyulitkan ginjal bekerja dengan baik. Yang lantas terjadi adalah retensi (penumpukan) cairan diikuti dengan naiknya tekanan darah.

Kebanyakan asupan garam juga menyebabkan tekanan yang melemahkan dinding arteri. Arteri yang sudah tertekan ini akan menebal dan jadi semakin sempit, sehingga tekanan darah pun makin naik. Pada akhirnya, arteri akan pecah atau tersumbat.

Organ tubuh yang terhubung pada arteri yang rusak tersebut kemudian kekurangan oksigen. Kurang oksigen bisa sebabkan kerusakan organ. Bila ini terjadi pada arteri koroner yang menyuplai jantung, Anda bisa mengalami serangan jantung.

Mungkin Anda sensitif terhadap garam

Hipertensi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan gaya hidup. Meski penelitian telah membuktikan bahwa garam dapur adalah salah satu faktor utama pemicu hipertensi dari segi gaya hidup, risikonya berbeda-beda pada setiap orang.

Para ahli menemukan bahwa beberapa orang mungkin baik-baik saja meski pola makannya tinggi garam. Namun, ada juga yang mengalami tekanan darah tinggi atau perut kembung kalau kebanyakan garam. Kondisi yang disebut sensitif terhadap garam ini bisa dialami siapa pun, baik punya hipertensi atau tidak.

Sensitif terhadap garam adalah kondisi yang diwariskan dari keluarga. Orang dengan kondisi ini perlu memantau asupan garamnya secara cermat. Selain faktor keturunan, ada lagi hal-hal yang menentukan bagaimana tekanan darah Anda bereaksi terhadap garam.

  • Jenis kelamin: Perempuan lebih banyak mengalami sensitivitas pada garam dibanding laki-laki.
  • Usia: Orang di atas 45 tahun mungkin lebih sensitif terhadap garam.
  • Obesitas.
  • Punya kondisi medis: Hipertensi, diabetes, dan penyakit ginjal kronis bisa meningkatkan risiko Anda sensitif terhadap garam.

Menurut American Heart Association, kira-kira lebih dari 50 persen orang hipertensi sensitif terhadap garam. Bahkan, 1 dari 4 orang dengan tekanan darah normal sebetulnya sensitif terhadap garam dan berisiko mengalami hipertensi akibat pola makan zaman sekarang yang tinggi garam.

Apa penyebab tekanan darah tinggi hanya karena asupan garam saja?

Tidak. Ada banyak faktor penyebab tekanan darah tinggi. Selain jumlah natrium yang ada di dalam garam, keseimbangan antara jumlah natrium, kalium, dan magnesium juga penting.

Jika Anda memiliki penyakit ginjal, Anda mungkin perlu berhati-hati terhadap berapa banyak natrium, kalium, dan magnesium yang Anda konsumsi setiap hari.

Asupan kalium dan magnesium mungkin harus dibatasi, dan dokter Anda mungkin akan memeriksa kadar kalium dan magnesium untuk memastikan bahwa kedua zat ini tetap dalam kisaran normal.

Bagaimana cara membatasi asupan garam?

Sebenarnya, kebutuhan natrium untuk orang dewasa yang sehat adalah sekitar  2000 miligram, atau setara dengan satu sendok teh garam dapur per harinya. Namun, kebanyakan orang mengonsumsi sekitar 10 kali dari jumlah tersebut setiap hari, entah itu dari penggunaan garam dapur yang berlebihan hingga terlalu sering makan makanan kemasan yang kandungan natriumnya tinggi.

Sedangkan jumlah garam yang disarankan untuk orang dengan tekanan darah tinggi adalah sekitar 1500 miligram per hari. Memang, makanan terasa tidak sedap dan enak jika tak menggunakan garam.

Namun, Anda bisa mengakalinya dengan menambahkan berbagai bumbu dapur alami dalam masakan, alih-alih menggunakan garam yang terlalu banyak.  Gunakan rempah-rempah seperti bawang putih, lada, kemiri dan jinten untuk menambah rasa pada masakan.

Kuncinya adalah asupan yang seimbang

Hand adding salt using salt shaker on bright backgroundHand adding salt isolated on white

Meski membatasi asupan garam itu baik, kekurangan garam juga bisa membahayakan. Maka, Anda tidak perlu sampai pantang garam sama sekali karena takut garam menyebabkan hipertensi. Yang sangat dianjurkan untuk mengurangi garam terutama orang yang sensitif terhadap garam.

Cara terbaik untuk mulai membatasi garam yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan instan dalam kemasan. Pasalnya, sekitar 77% dari natrium harian biasanya didapatkan dari makanan kemasan (daging beku, bumbu masak yang sudah diproses, dan makanan kalengan).

Mengurangi makanan kemasan juga akan mendorong Anda agar mengonsumsi makanan tinggi vitamin, mineral, serat, dan nutrisi penting lainnya. Apalagi bila dibarengi asupan magnesium dan kalium yang seimbang, Anda tak perlu terlalu memusingkan apakah garam menyebabkan darah tinggi.

Semoga bermanfaat untuk sobat Prima, Jika ada kritikan dan saran boleh comment di bawah ya ! Biar kita sama-sama saling berbagi ilmu pengetahuan. Dan jaga terus kesehatan tubuh sobat Prima ya, karena tubuh yang sehat itu mahal.

Terimakasih !….

Add a Comment