Sekolah Akan Dibuka Kembali Kalau Medan Sudah Zona Hijau

Sekolah Akan Dibuka Kembali Kalau Medan Sudah Zona Hijau

PrimaBerita – Plt kepala dinas pendidikan kota Medan, Muslim Harahap menyampaikan bahwa sekolah akan dibuka kembali kalau Medan sudah berada di zona hijau covid-19. Menurut dia ketika kota Medan masih berada pada zona merah, maka penyebaran virus corona di sekolah disebut bisa sangat berisiko.

“Zona hijau itu ketika sudah tidak ada lagi ditemukan kasus baru, hari ini masih ada kasus-kasus baru ditemukan. Jadi masih belum bisa sekolah dibuka,” papar dia, rabu (24/06/2020).

Baca Juga: Dua Bocah di Medan Ditemukan Tewas Dibunuh Ayah Tirinya

Walau belum dapat memastikan kapan pembukaan kembali sekolah-sekolah, disdik kota Medan sudah membuat konsep terkait new normal untuk proses belajar mengajar di sekolah.

“Konsep udah disiapkan, nwe normal. Tapi belum bisa dijalankan karena Medan masih di zona merah,” ucap Harahap.

Salah satu konsep tatanan hidup baru (new normal) di lingkungan sekolah yang dibahas yaitu memperbanyak tempat cuci tangan. Selain itu disiapkan pula masker, penyanitasi tangan (hand sanitizer), serta face shield.

“Jadi saat proses belajar mengajar baik guru dan murid sama-sama pakai masker dan face shield,” katanya.
Dan bukan hanya itu saja. Waktu belajarnya juga mengalami pengurangan jam dari yang biasanya yakni maksimal hanya 2,5 jam saja. Dengan kapasitas siswa 50% di setiap ruangan kelas.

“Jadi gak ada jam istirahat. Sekolah 2,5 jam. Kalau biasanya murid di kelas ada 32, maka sekali belajar hanya 16 orang. Untuk jam mengajar guru tidak ada berubah, tetap 5 jam. Hanya dibagi menjadi dua gelombang,” imbuhnya.

Terkait sekolah akan dibuka kembali kalau kota Medan sudah berada pada zona hijau. Muslim Harahap juga menyebut bahwa untuk memenuhi konsep new normal tersebut, pihak sekolah diperkenankan untuk menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

Sementara itu berdasarkan data dari gugus tugas percepatan penanganan covid-19 kota Medan, jumlah pasien positif hingga selasa 23 juni telah mencapai angka 802 jiwa.

Add a Comment