Bahaya Iming-iming WhatsApp Pink, Ternyata Bisa Bajak Akun

iming-iming whatsapp pink

PrimaBerita – Iming-iming beredarnya WhatsApp Pink kini mulai marak melalui pesan instan yang menjanjikan pengguna dapat mengubah tema aplikasi menjadi warna merah jambu (pink). Peretas menyebarkan iming-iming soal WhatsApp Pink ini melalui pesan yang berisikan tautan.

Melansir dari laman CNN Indonesia, ternyata aplikasi itu membahayakan. Pasalnya jika pengguna mengklik tautan dan berhasil menginstalnya maka peretas bisa saja mencuri data dari ponsel pengguna. Tidak hanya itu, bila tidak hati-hati, peretas juga bisa membajak ponsel karena telah mendapat akses ke ponsel penggunanya.

Sementara itu menurut lansiran Gadget 360, orang yang mengklik tautan WhatsApp Pink tidak akan melihat perubahan apapun pada WhatsApp asli. Sebab pengklikan tautan justru akan mengarahkan pengguna untuk beralih ke halaman dengan opsi pengunduhan aplikasi WhatsApp Pink. Lantas apa sebenarnya aplikasi WhatsApp Pink itu?

WhatsApp Pink adalah suatu malware yang memungkinkan hacker atau penjahat dunia maya meretas dan mengambil kendali ponsel target. Malware juga dapat mengendalikan akun WhatsApp korban sehingga si korban tidak akan dapat mengaksesnya kembali.

WhatsApp Pink termasuk APK yang sudah termodifikasi dan mengandung virus. Oleh karena itu semua pengguna WhatsApp sebaiknya berhati-hati dalam melakukan penginstalan ataupun hal-hal lainnya yang berkaitan dengan itu.

Bagi mereka yang sudah sempat mengetuk tautan tetapi belum melakukan pengunduhan/penginstalan maka pengguna masih aman saja. Pasalnya aplikasi seperti itu tidak memiliki hubungan apapun dengan WhatsApp resmi ataupun dengan pihak Facebook.

Adapun sebenarnya soal isu WhatsApp Pink ini sedang banyak beredar di negara India. Tapi begitupun tidak menutup kemungkinan hal ini bisa sampai ke tanah air.

Maraknya ajakan untuk mengunduh aplikasi WhatsApp Pink pun telah membuat peneliti keamanan siber India mencuitkan peringatan dan kewaspadaan. Ia juga memperlihatkan beberapa hasil tangkapan layar yang menunjukkan bagaimana aplikasi jahat tersebut meniru antarmuka WhatsApp untuk memangsa para target.

“Setelah terinstal, aplikasi WhatsApp palsu mulai mengedarkan pesan yang berisi tautan untuk mengunduh. Tujuan peretas tampaknya mengumpulkan data pengguna sebanyak mungkin,” katanya.

Add a Comment