Tips Menjaga Keamanan Anak-Anak dalam Dunia Maya

menjaga keamanan anak-anak

PrimaBerita  – Ada kebiasaan baru yang harus orang lakukan selama pandemi Covid-19. Salah satunya belajar dari rumah, anak-anak menjadi belajar online. Anda perlu melakukan beberapa tips menjaga keamanan anak-anak dalam dunia maya.

Dalam keterangan resmi, Lucian Teo, Online Safety Education Lead, Google menyebut keamanan digital keluarga harus selalu menjadi perhatian orang tua dan saat ini hal itu semakin penting untuk orangtua perhatikan.

Ia mengaku, menanamkan kebiasaan yang aman dalam dunia maya kepada anak-anak bukan perkara mudah. Karena itu, ia pun membagikan beberapa tips seperti berikut ini.

Berikut Tips Menjaga Keamanan Anak-Anak dalam Dunia Maya :

Lindungi identitas anak-anak

“Privasi dan keamanan informasi anak-anak adalah kekhawatiran terbesar orang tua yang kami survei. Mereka mengaku cemas dengan risiko penipuan atau peretasan terhadap akun anak,” ujar Teo.

Untuk melindungi informasi anak-anak dalam dunia maya, ada beberapa cara sederhana yang dapat anda coba. Pertama, orang tua perlu mengajari anak cara membuat kata sandi (password) yang kuat dan tidak mudah untuk d!tebak.

“Hindari kata sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir, atau bahkan karakter kartun favorit,” kata Teo.

Selain itu, sebaiknya anak-anak selalu menggunakan platform yang memiliki reputasi baik soal keamanan pengguna.

Ketahui siapa lawan bicara anak-anak

Pembatasan sosial merupakan konsekuensi sulit dari pandemi Covid-19, sehingga anak-anak pun berinteraksi dengan teman mereka secara online. Entah itu lewat aplikasi olah pesan teks maupun pesan suara seperti saat bermain gim.

Dalam hal ini, orang tua mesti menyadari bahwa kanal komunikasi ini juga dapat anda manfaatkan orang tak anda kenal yang berniat buruk.

Karena itu, orang tua harus mencoba mengajak bicara anak-anaknya tentang gim apa yang ia mainkan dan video apa yang ia tonton. Serta siapa yang sering berinteraksi dengan mereka dalam dunia maya.

Menurut survei ini, lebih dari 70 persen orang tua dalam Asia-Pasifik tidak cukup yakin anak mereka akan memberi tahu mereka, jika menemui situasi online yang tidak aman.

“Bahkan, lebih dari sepertiga orang tua yang kami wawancarai mengaku tidak pernah berbicara dengan anak tentang keamanan online. Kita harus bekerja keras untuk meyakinkan anak bahwa kita selalu ada untuk memandu dan melindungi mereka,” kata Teo.

Hal yang tak kalah penting, saat menilai apakah suatu gim cocok anak-anak mainkan. Orang tua sebaiknya memeriksa tidak hanya kontennya. Tetapi juga apakah gim itu memungkinkan komunikasi online dengan orang lain.

“Beberapa gim multiplayer hanya menyediakan sedikit opsi interaksi sosial, seperti sekadar memberikan suka (like) dan bukan pesan tertulis. Ini cukup banyak mengurangi risiko terjadinya interaksi sosial yang tidak diinginkan,” ujar Teo.

Tunjukkan konten yang sesuai dengan usianya

Ketakutan jika anak menemui konten yang tidak pantas sudah lama menjadi salah satu kekhawatiran terbesar orang tua.

Terkait hal ini, ada fitur-fitur keamanan keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk membantu melindungi anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya.

Namun, survei juga menunjukkan bahwa jumlah orang tua yang menggunakan fitur itu masih kurang dari 40 persen.

Berikut beberapa fitur yang dapat para orang tua gunakan segera:

SafeSearch pada Google dapat membantu memfilter konten eksplisit pada hasil penelusuran Google untuk semua jenis penelusuran, termasuk gambar, video, dan situs.

SafeSearch ini untuk memblokir hasil penelusuran yang tidak pantas dari hasil penelusuran Google, misalnya pornografi. Kelola perangkat anak dengan membuat akun Google untuknya dan menggunakan Family Link.

Ini memungkinkan orang tua untuk menambahkan filter pada Google Search, memblokir situs, hanya memberikan akses kepada orang yang diizinkan, atau melacak lokasi anak apabila ia memiliki perangkat sendiri.

Fitur kontrol orang tua (Parental Control) pada YouTube Kids dapat membatasi waktu penggunaan, hanya menampilkan video yang anda setujui, atau memilih konten yang sesuai dengan usia anak.

“Sebenarnya masih ada tips lain yang sudah teruji, misalnya hanya mengizinkan anak untuk menggunakan internet di area umum di rumah seperti ruang keluarga. Namun, yang lebih penting dari itu, Anda harus bisa memberikan contoh yang benar,” tutur Teo.

Add a Comment