Pangkoopsau I : Indonesia Siap Antisipasi Dampak Konflik di Laut Cina Selatan

PrimaBerita – Indonesia harus bisa menghadapi berbagai dampak konflik di Laut Cina Selatan. Sesuai laporan bahwa di Laut Cina Selatan telah terjadi peningkatan eskalasi antara Amerika Serikat atau AS dengan Republik Rakyat Tiongkok atau RRT.

Untuk itu, selaku Komando Operasi Angkatan Udara atau Koopsau 1, pihaknya telah melaksanakan briefing kepada seluruh lanud jajarannya, untuk berpedoman masalah safety dan security terutama pangkalan.

Demikian hal yang dikatakan Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I, Marsekal Muda (Marsda) Tri Bowo Budi Santoso, kepada wartawan di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (10/6/2020).

Marsda Tri Bowo Budi Santoso, mengatakan telah terjadi peningkatan eskalasi di Laut Cina Selatan akibat konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China. Dia mengatakan Indonesia harus siap menghadapi berbagai dampak konflik di Laut Cina Selatan .

“Untuk itu, khusus di wilayah Koopsau 1, saya berpedoman kepada masalah  safety dan security, jangan menyederhanakan masalah. Kalaulah suatu saat terjadi beneran, kita harus sudah lebih siap,” kata Marsda Tri Bowo Budi Santoso.

Dikatakan Marsda Tri, Jika konflik itu terjadi maka Indonesia juga akan terdampak konflik tersebut. Dia perintahkan lanud terdekat selalu memantau perkembangan konflik di daerah tersebut.

Telah di sampaikan kepada para komandan Pangkalan Udara atau Lanud yakni Danlanud Natuna, Danlanud Batam, Danlanud Tanjung Pinang, Danlanud Medan, Danlanud Banda Aceh itu jadi bagian penting termasuk Pontianak.

Paling tidak kalau terjadi konflik memuncak, pesawat-pesawat mereka kalau emergency kan pasti cari the nearest airfield. Pasti kira-kira landing-nya di tempat kita, sebut Tri Bowo Budi Santoso.

Dalam situasi yang kian memanas, kemarin saya sudah perintahkan komandan lanud harus terus koordinasi dengan jajaran Kohanudnas,” jelas Mantan Pangkosekhanudnas III ini.

Selain itu, dalam menghadapi peningkatan eskalasi di kawasan tersebut, semua prajurit TNI AU diimbau terus melaksanakan latihan penerbangan rutin, berkesinambungan serta terus berkoordinasi antar pihak.

“Harus di antisipasi dan tidak menutup kemungkinan kalau terjadi ada pesawat-pesawat yang melintas dapat segera diambil tindakan.

Meskipun sasaran bukan ke kita, namun bisa jadi, jika masalah pesawat asing yang sengaja emergency mendarat memancing negara konflik lainnya. ” Inilah potensi cukup berbahaya dan bisa menimbulkan masalah baru, ” pungkasnya. (dn/Edi)

Add a Comment