Mata Najwa Bahas Kasus Penyiraman Novel Baswedan

Kasus penyiraman novel

PrimaBerita – Kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK, Novel Baswedan rupanya disoroti oleh program Mata Najwa yang dipandu oleh Najwa Shihab. Dalam acara tersebut turut dihadirkan mantan komisioner KPK yakni Laode M Syarif dengan mengangkat thema ‘Kasus Novel Tak Berujung’.

Dalam pembahasannya Laode menyebut bahwa kasus Novel disebut sebagai sandiwara yang tidak lucu. Kepada Najwa Shihab melalui siaran Mata Najwa di Trans 7, Laode juga mengaku heran. Sebabnya polisi dalam kasus penyiraman ini ada yang ikut membela penyerang sang penyidik KPK.

Padahal polisi sebagai institusi dinilai seharusnya mewakili pihak negara dan membela korban. Bahkan pengacara dari Novel sendiri terlihat menggeleng-gelengkan kepala saat tampil di program Mata Najwa yang dipandu oleh Najwa Shihab.

Pengacara dari korban penyiraman air keras, dalam hal ini Saor Siagian, merasa heran akan pernyataan dari polisi berpangkat jenderal bintang 2. Dimana polisi tersebut membela kedua terdakwa kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.

“Ini tidak tanggung-tanggung, brigader dibela oleh irjen dua bintang. Peradilan sandiwara apa ini?” ujar Saor Siagian.

Lihat Juga: Update Global dari Kasus Virus Corona Per 19 Juni 2020

“Seharusnya kasus persidangan adalah akhir atau ujung kasus Novel Baswedan. Tapi ini sepertinya kasus Novel Baswedan di persidangan masih jauh dari akhir itu,”

Demikian pengantar Najwa Shihab mengawali pertanyaan kepada Laode M Syarief, rabu, tadi malam.

Terdakwa penyerang Novel adalah polisi aktif begitupun dengan penyerang Novel yang juga merupakan dari kepolisian. Oleh karena itu Saor Siagian menyebut bahwa pengadilan terkait pengungkapan kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan ini merupakan sebuah sandiwara.

Hal senada juga disampaikan oleh Laode M Syarif.

“Kepolisian itu mewakili negara, mewakili korban. Lalu ada polisi juga yang mewakili pelaku kejahatan (dalam kasus Novel). Ini agak tumpang. Janganlah kita pertontonkan sandiwara yang enggak lucu,”

Add a Comment