Sudah Idealkah Anggaran Penanganan Virus Corona?

PrimaBerita- Sudah Idealkah anggaran penanganan virus corona? Pemerintah telah mengalokasikan tambahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun.

Lantas, Sudah Idealkah anggaran penanganan virus corona?

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, anggaran Indonesia jauh lebih kecil ketimbang negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura dari jumlah nominal.

Seperti diketahui, pemerintah Malaysia belum lama ini kembali mengumumkan paket stimulus 250 miliar ringgit alias Rp 925 triliun untuk penanganan virus corona. Hal itu membuat total yang digelontorkan menjadi 270 miliar ringgit

Belum lama ini, pemerintah Singapura juga menggelontorkan paket stimulus senilai 3,6 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 57 triliun. Itu menjadi paket stimulus ketiga yang diterbitkan oleh pemerintah Singapura sejak merebaknya pandemi virus corona.

Dengan diterbitkannya paket stimulus ketiga tersebut, maka total pemerintah Singapura telah mengeluarkan paket stimulus senilai 41,7 miliar dollar AS atau setara Rp 667,2 triliun.

Meski belum ideal, Eko menilai pemerintah pun masih kesulitan mendistribusikan paket stimulus Rp 405, 1 triliun tersebut. Utamanya dana Rp 110 triliun yang dialokasikan untuk bantuan sosial (bansos) dan semacamnya.

Data penerima bansos yang berubah dinamis masih jadi kelemahan dalam penyaluran bansos sejak tahun 2003. Sekitar 5-10 persen penerima berasal dari kalangan mampu sehingga distribusi bansos tidak tepat sasaran.

“Rp 110 triliun eksekusinya pun enggak mudah karena masih menggunakan mekanisme birokrasi. Susahnya eksekusi juga terlihat ketika kepada daerah bingung mengeksekusi dana desa yang dialihkan untuk penanganan Covid-19. Seharusnya masalah peralihan selesai di level atas tapi karena perintah berubah-ubah di daerah kena imbas,” ucap Eko.

Tambahan anggaran belanja itu dialokasikan untuk bidang kesehatan termasuk insentif tenaga medis Rp 75 triliun, jaring pengamanan sosial (social safety nett) kepada warga Rp 110 triliun, dukungan untuk sektor industri Rp 70,1 triliun, dan dukungan pembiayaan anggaran untuk Covid-19 Rp 150 triliun.

Idealnya, kata Eko, anggaran pemerintah untuk penanganan virus corona harus 10 persen dari PDB, bukan 2,5 persen dari PDB.

“Kalau dibilang rendah, saya bisa bilang sedang. Indef mendorong angkanya Rp 1.000 triliun karena salah satunya untuk meningkatkan konfiden terhadap sektor keuangan,” pungkasnya.

Add a Comment