Dunia Sepak Bola Indonesia Berduka, Lily Mulyono Meninggal Dunia

PrimaBerita – Putri salah satu tokoh sepak bola nasional, Lily Mulyono meninggal dunia. Hal ini membuat dunia sepak bola Indonesia berduka. Lily Mulyono yang mrupakan putri dari Benny Mulyono meninggal dunia pada hari Jumat (3/4).
Wanita kelahiran 2 April 1963 itu merupakan putri dari pemilik kesebelasan Warna Agung. Benny juga mantan manajer tim nasional tahun 1986.
Kabar duka ini disampaikan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB). “Kami ikut berdukacita atas meninggalnya ibu Lily Mulyono. Semoga beliau mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Untuk keluarga yang ditinggalkan, mudah-mudahan selalu diberkahi kesabaran dan keikhlasan,” ujar Direktur LIB, Cucu Somantri, dalam website-nya, Sabtu (4/4).
Seputar Kesebelasan Warna Agung
Untuk diketahui, Kesebelasan Warna Agung merupakan salah satu cikal bakal klub profesional di Indonesia. Klub sepakbola ini berdiri tahun 1971 dan pada awalnya bermarkas di Jakarta, sebelum berpindah ke Tangerang. Warna Agung juga tercatat sebagai salah satu klub sepakbola perintis kompetisi Liga Sepakbola Utama (Galatama) yang dimulai pada musim kompetisi tahun 1979-1980.
Bahkan Warna Agung menyabet juara pada musim pertama Galatama. Tim ini mampu mengungguli tim-tim kuat lain seperti kesebelasan Jayakarta (Jakarta), kesebelasan Indonesia Muda Jakarta, Niac Mitra Surabaya, Pardedetex Medan, Jaka Utama Tanjungkarang, Lampung, dan Perkesa 78 Bogor.
Dalam perjalanannya, Warna Agung juga sempat dilabeli klub yang dihuni banyak pemain bintang. Seperti legenda Ronny Pattinasarani, Simson Rumahpasal, Robby Binur, Timo Kapisa, Risdianto, Rully Nere, Maman Suryaman, hingga Widodo Cahyono Putro. Namun dalam perjalanannya, nama klub sepakbola ini nyaris tenggelam dan tinggal menyisakan nama.
Nama Warna Agung berasal dari nama perusahaan cat yang didirikan oleh Benny. Perusahaan ini tergolong sebagai produsen cat ternama di Indonesia. Salah satu produk terkenal Warna Agung adalah cat tembok merek Decolith.
Benny mendirikan Warna Agung tahun 1969. Ia mengawali bisnis ini dengan mengakuisisi dua pabrik cat di Jakarta milik pengusaha Belanda. Untuk memperbesar kapasitas produksi, Benny kemudian merelokasi pabrik Warna Agung ke Tangerang, Banten pada tahun 1987.