Korban Nyawa Akibat Corona Di Italia Telah Melampaui 1000 Orang

korban corona melampaui 100 orang

PrimaBerita – Dari data terkini, jumlah korban meninggal akibat persebaran virus corona di Italia telah melampaui 1000 orang. Bahkan sebanyak 186 orang telah dinyatakan meninggal dalam kurun waktu satu hari. Bilangan fantastis tersebut telah menjadi lonjakan kematian terbesar sejak kemunculan pertama kasus covid-19 di Italia.

Badan Perlindungan Sipil negara Italia telah mengonfirmasikan tambahan angka kematian terbaru pada jumat malam, 13 Maret 2020. Secara global, ada kenaikan secara signifikan yaitu sekitar 17 persen. Sehingga total sudah mencapai 17.660 orang dari yang sebelumnya hanya 15.113 orang. Nyawa yang merenggut korban keganasan corona juga telah melampaui lebih dari 1000 orang, yaitu sebanyak 1016 orang.

Selain nyawa yang terenggut, ribuan pasien juga sudah mengalami pemulihan. Dilansir dari Reuters, hari ini (14/03/2020) menyatakan bahwa dari keseluruhan yang terkena infeksi covid-19 sebanyak 1.439 pasien telah sembuh. Jumlah kesembuhan pasien ini juga mengalami peningkatan. Sebelumnya berjumlah 1.258 pasien.

Baca juga : Corona Akan Berakhir Juni Mendatang, China Telah Melewati Puncak

Sebelumnya pada kamis lalu (waktu Italia), jalanan di Italia nyaris sepi karena sebagian besar warga Italia menuruti himbauan dari Perdana Menteri mereka yakni Giuseppe Conte agar tetap bertahan dalam rumahnya masing-masing.

Bahkan di saat hendak mengharuskan keluar rumah, warga Italia harus membawa formulir khusus yang menyertakan alasan mereka untuk keluar rumah. Hal ini dibuat supaya mencegah kasus yang lebih banyak lagi.

Dalam upaya pencegahan covid-19 (virus corona), gereja-gereja katolik Roma juga diperintahkan agar tutup sejak kamis lalu (12/03/2020).

Sementara itu organisasi kesehatan dunia atau WHO melalui tutur Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang merupakan Direktur Jenderal WHO, mengatakan bahwa Eropa kini telah menjadi pusat pandemi. Hal itu ia lontarkan pada saat konversi pers virtual.

“Lebih banyak kasus sekarang dilaporkan setiap hari daripada yang dilaporkan China pada puncak epidemi,” tuturnya kembali.

Maria Van Kerkhove, pimpinan unit penyakit di World Health Organization, juga menambahkan bahwa tidak mungkin untuk memprediksi bagaiman pandemi akan berkembang.

Add a Comment