Jika Lockdown diterapkan, DKI Jakarta Rugi Rp150 Triliun

DKI Jakarta Rugi Rp150 Triliun

PrimaBerita – DKI Jakarta akan rugi hingga Rp150 triliun jika lockdown diterapkan. Hal tersebut diprediksi oleh seorang Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Fithra Faisal.

Faisal menuturkan jika dalam proses karantina itu masih terjadi proses transaksi ekonomi, maka potensi DKI Jakarta akan rugi hingga Rp150 triliun dalam 14 hari. Perhitungan itu mengasumsikan, tidak terjadi aktivitas sama sekali demi menekan risiko penyebaran virus corona.

Namun demikian, ia menjelaskan dampak negatif terhadap ekonomi itu hanya terjadi dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, kebijakan lockdown justru akan berimbas positif kepada ekonomi karena menyelamatkan manusia sebagai faktor utama produksi.

Selain itu, lockdown dapat mengurangi biaya rumah sakit yang dikeluarkan pemerintah untuk merawat pasien covid-19. Apalagi, dengan lockdown, maka penyebaran penyakit dapat ditekan.

Ia memproyeksi jika pandemi ini berlangsung selama 4-5 bulan, maka pertumbuhan ekonomi hanya berada di posisi 3,2 persen-3,3 persen. Namun, jika virus corona berlangsung lebih lama lebih dari 6 bulan, maka pertumbuhan ekonomi terancam hanya tumbuh 1,3 persen.

Namun, kebijakan lockdown bukan berarti tanpa konsekuensi. Ia meminta pemerintah memastikan kebutuhan pangan dan stimulus kepada masyarakat terutama golongan menengah ke bawah terpenuhi.

Ia juga mengimbau pemerintah memetakan pasokan pangan agar cukup untuk memenuhi kebutuhan lockdown di DKI Jakarta. Pemerintah juga harus bersiap jika terjadi panic buying di masyarakat.

Berkaca dari perkembangan kasus positif, ia memperkirakan puncak penyebaran akan terjadi pada 6-12 Mei. Setelah itu, penyebaran akan melandai pada Mei-Juni.

Meski ekonomi tahun ini dipastikan kontraksi, Fithra mengaku tak mempermasalahkan kondisi tersebut. Alasannya, keadaan serupa juga dialami oleh mayoritas negara di dunia.

Selain itu, kontraksi ini dipicu karena penyebaran virus corona bukan faktor fundamental. Oleh sebab itu, ia meramal pertumbuhan ekonomi akan balik arah tahun depan.

Jika pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 3 persen pada 2020, maka ia memprediksi ekonomi tumbuh hingga level 6 persen-7 persen di 2021. Angka pertumbuhan ekonomi jauh lebih tinggi yakni 8 persen, jika tahun ini ekonomi hanya tumbuh 1 persen.

Add a Comment