Harga Bahan Pangan Naik Selangit, Apa sebab?

Harga Bahan Pangan Naik Selangit, Apa sebab?

PrimaBerita– Harga bahan pangan di Indonesia akhi-akhir ini menlonjak tinggi. Seperti yang terjadi di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat. Bahkan para pedang yang berjualan di sana menyerah untuk menjual bawang bombai di lapangan tempat berjualan.

Harga pangan yang naiknya gila-gilaan, membuat para pedagang memutuskan untuk berhenti menyuplai komoditas. Salah satu penjual, Marta menjelaskan harga bawang bombai sudah tembus ke Rp 250 ribu per/kg. Padahal harga normalnya cuma Rp 8 ribu/kg.

Harga bawang bombai hingga cabai rawit

“Bombai saja berapa sekarang? Rp 250 ribu/kilo dari sananya. Sebelumnya kan Rp 8 ribu,” kata Marta, Senin (16/3/2020).

Akibat dari kondisi tersebut, Marta terpaksa berhenti menjual bawang bawang karena tidak kuat di modal.

“Nggak jual bawang bombai lagi, nggak kuat. Per karung saja Rp 2,5 juta. (Kalau) 20 karung kaliin berapa, belum kotornya kan,” jelas dia.

Selain Marta, Siti, pedagang kebutuhan pangan juga berhenti menjual bawang bombai karena harganya yang kian selangit. Yang terakhir dia tahu, harga kebutuhan pangan tersebut sudah tembus Rp 180 ribu/kg. Harganya yang tidak masuk akal membuat Siti sebagai pedagang takut menjual bawang bombai.

“Bawang bombai mahal, Rp 180 ribu apa berapa, tapi nggak jual saya, nggak berani jual. Ngetengnya susah,” kata Siti.

Di Pasar Gondangdia, harga cabai rawit  melonjak hingga ke level Rp 50 ribu/kilogram (kg). Padahal sebelumnya harga komoditas pangan tersebut hanya Rp 25-30 ribu/kg.

Siti juga akui harga cabe rawit merah sangat mahal. Dia menjelaskana kenaikan harga bahan pangan sudah terjadi sejak dua hari terakhir. Harga yang melambung tinggi, hampir 2 kali lipat.

“Kalau yang naik ya ini cabai rawit merah, naik harganya sejak dua hari kemarin. Mulai kemarin Rp 50 ribu, biasanya Rp 30 ribu,” kata dia, Senin (16/3/2020).

Marta juga alami kondisi serupa. Dia sebelumnya menjual cabai rawit merah Rp 25 ribu/kg. Kini harganya melonjak 2 kali lipat ke Rp 50 ribu/kg.

“Cabai rawit merah naik lagi Rp 50 ribu dari Rp 25 ribu, loncat ke atas mulai dua-tiga hari ini lah,” ujarnya.

Pedagang pangan itu memperkirakan lonjakan harga cabai rawit merah dipengaruhi karena wabah virus corona yang menyebar. Dapat dipahami bahwa Covid-19 ini semakin parah penyebarannya di Indonesia.

“Kenaikan harga itu, ya karena virus, virus bikin semua harga naik semuanya. Semua barang naik semua, cabe merah keriting ini biasa ini Rp 20-an ribu, sekarang 1 kilo Rp 30-40 ribu,” tambahnya.

Harga telur

Harga telur ayam di negeri ini pun ikut melonjak. Di lapak dagangan Dadang, harga telurnya Rp 28 ribu/kilogram (kg). Padahal biasanya yang paling mahal cuma 25 ribu/kg.

“Biasanya dijual mah paling mahal itu Rp 24-25 ribu/kg. Sekarang Rp 28 ribu/kg ngeteng,” kata dia, Senin (16/3/2020).

Menurut Dadang, kenaikan harga sudah berlangsung dalam dua minggu terakhir. Kenaikan harga itu sudah terjadi sejak di agen. Mau tidak mau pedagang juga harus sesuaikan harga.

“Kenaikan harganya dari sana. Dari agennya yang naik, hampir dua minggu lebih naiknya. Kita kan ikutin, dari agennya, sekian kita sekian,” jelasnya.

Padahal berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7 tahun 2020 tentang Harga Acuan Penjualan di tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen, harga telur ayam negeri atau ras di tingkat konsumen adalah Rp 24 ribu/kg.

Add a Comment