Kronologi Siswa SMP Korban Bully, Dirawat Hingga Jarinya Diamputasi

PrimaBerita – Siswa SMP Negeri 16 Malang menjadi korban bully, hingga ia harus dirawat di rumah sakit dan kehilangan salah satu jarinya.

MS(13) mengalami luka lebam di tangan kanan, kaki, dan punggungnya. Namun, kepada pihak Polresta Kota Malang, terduga pelaku bullying mengaku hanya iseng.

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata, mengungkapkan terduga pelaku bullying melakukan aksinya secara bersama-sama.

Lebih lanjut, Leonardus menjelaskan, badan MS diangkat terduga pelaku bersama-sama dan dijatuhkan ke lantai paving. Setelah itu, MS kembali dijatuhkan di dekat pohon oleh teman-temannya.

Meski begitu, Leonardus mengatakan, terduga pelaku mengaku hanya iseng melakukan hal tersebut.

Sebelumnya, dikabarkan jari tengah MS yang mengalami memar akan diamputasi.

Namun, Kombes Pol Leonardus Simarmata, tidak berani berasumsi mengenai jari tengah MS diamputasi, ia mengatakan bahwa sebaiknya kaitan hal tersebut ditanyakan langsung ke pihak rumah sakit.

Ia ingin mendalami peristiwa tersebut apakah ada kaitannya dengan kejadian yang dilakukan temna-temannya MS.

Walau begitu, MS telah menjalani operasi untuk mengamputasi jari tengahnya di RSS Malang pada Selasa kemarin.

Taufik menjelaskan, amputasi dilakukan karena kondisi ujung jari selama observasi tidak berfungsi lagi.

Tujuh siswa SMP Negeri16 Kota Malang terancam sanksi pidana terkait korban bully yaitu MS. Hingga kini pihak kepolisian telah memeriksa tiga saksi dari pihak korban.

Terduga pelaku bullying diperiksa secara khusus, berpedoman pada Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Sementara itu, berdasarkan hasil pemeriksaan, tujuh siswa tersebut mengaku iseng.

Kepala Sekolah SMPN 16 Malang, Syamsul Arifin sebelumnya sempat mengatakan aksi bullying terhadap MS hanyalah gurauan dan dilakukan bukan karena sengaja.

Syamsul mengungkapkan pihak korban dan pelaku terbilang akrab karena terlibat di dalam organasasi yang sama.

Senada dengan Syamsul, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Zubadiah, juga mengatakan hal serupa.

Ia membantah tudingan adanya kekerasan terhadap MS.

 

Add a Comment