AS Bunuh Jenderal Iran, Trump tegaskan Tak ingin Perang

PrimaBerita – Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk bunuh seorang jenderal IranMayjen Qasem Soleimani, lewat serangan udara di Bandara Baghdad, Irak diibaratkan seperti menyiram api dengan bensin.

Seorang perwira tinggi Angkatan Bersenjata Iran itu, dilaporkan meninggal akibat serangan udara yang terjadi di Bandara Internasional Irak Jumat (3/1).

Dia merupakan komandan korps pasukan elite Iran, Pasukan Quds, yang juga pernah bertempur di Aleppo, Suriah.

Baca juga : Negara Dengan Kesetaraan Gender Tertinggi, Indonesia Masuk 100 Besar

Seperti dilansir Associated Press, peristiwa itu terjadi ketika Soleimani baru turun dari pesawat di bandara. Seketika posisinya dibombardir.

Jasad Soleimani hanya dikenali dari cincin yang digunakannya. Dalam insiden tersebut, wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, turut meninggal.

Selain itu, petinggi milisi Kataib Hizbullah dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda, juga tewas dalam kejadian tersebut.

Dalam peristiwa AS bunuh jenderal Iran tersebut Presiden Donald trump, menegaskan negaranya tidak berusaha menjatuhkan pemerintahan Iran.

“Soleimani merencanakan serangan segera terhadap para diplomat dan personel militer Amerika, tetapi kami menangkapnya dalam tindakan itu dan menghentikannya,” kata Trump dalam sebuah pernyataan di depan kamera televisi di Florida dikutip dari AFP.

Baca juga : Bali, Destinasi Wisata Paling Populer di Dunia Hingga Kelebihan Wisatawan

Trump berusaha untuk menurunkan ketegangan dengan menegaskan bahwa ia tidak ingin perang dengan Iran.

“Kami mengambil tindakan tadi malam untuk menghentikan perang. Kami tidak mengambil tindakan untuk memulai perang,” katanya.

“Kami tidak mencari perubahan rezim.”

Add a Comment