Adu Kuat AS-Iran Picu Kekhawatiran Konflik Terbuka di Timur Tengah

PrimaBerita – Adu kuat As-Iran memicu kekhawatiran konflik terbuka di timur tengah. Semua berawal dari perintah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk menyerang dan menewaskan perwira tinggi Angkatan bersenjata Iran, Jenderal Qasem Soleimani, di Bandara Baghdad, Irak pada 3 Januari lalu.

Kawasan Timur Tengah selalu dibayangi oleh pertumpahan darah. Konflik Israel-Palestina, perang sipil di Yaman dan Suriah, sarang terorisme di Irak dan Suriah adalah beberapa contohnya. Namun, di sisi lain perseteruan Amerika Serikat dan Iran juga menjadi bom waktu bagi kawasan tersebut dan juga seluruh dunia.

Keputusan Trump supaya AS menarik diri dari perjanjian nuklir (JCPOA) 2015 yang diteken pendahulunya, Barack Obama, dua tahun lalu memicu amarah Iran. Alasannya adalah Trump menuduh Iran tetap melanjutkan program peluru kendali dan terlibat dalam sejumlah konflik terbuka di Timur Tengah.

Hal itu menjadi landasan AS menjatuhkan sanksi baru bagi Iran. Ketegangan berimbas ke wilayah Teluk Persia, yang menjadi urat nadi pengiriman minyak dunia.

Serangan yang menewaskan Soleimani bisa menjadi pembuka persoalan baru di Timur Tengah. Sebab dia dianggap sebagai salah satu perwira militer yang cukup berpengaruh di Timur Tengah. Dia sudah malang melintang membentuk dan membina hubungan dengan sejumlah milisi Syiah di daerah tersebut.

Kematian Soleimani dianggap sebagai pukulan telak bagi Iran. Shultz menganggap sampai saat ini Iran belum mempunyai pengganti sosok Soleimani. Sebab prestasinya dianggap belum ada yang menandingi.

Menurut komandan milisi di Suriah yang pernah berperang bersama, Soleimani bak singa di palagan. Dia terlibat dalam baku tembak dan tidak mau mengenakan rompi antipeluru.

Sikap Trump yang langsung menghabisi Soleimani sangat bertolak belakang dengan Obama dan George Bush Jr. Mereka juga sempat terpikir melakukan hal itu tetapi risikonya terlampau tinggi.

AS-Iran nampaknya agak mustahil bersahabat untuk saat ini. Keputusan Trump juga membawa dampak lain yang harus dipertimbangkan. Iran juga tidak bakal tinggal diam, tetapi mereka juga harus menghitung kemampuan tempur dibandingkan AS.

Add a Comment