Jokowi Bakal Menambah 6 Wakil Menteri Baru, Salah Satunya Adalah…

Partai Nasdem

Semenjak Partai Gerindra bergabung dan mendapat jatah dua kursi menteri, Partai Nasdem mulai bergerilya. Mereka sempat mengancam akan keluar dari koalisi. Namun hal itu batal dilakukan setelah Nasdem mendapat tiga kursi menteri, yakni menteri komunikasi dan informasi, menteri lingkungan hidup dan kehutanan, serta menteri pertanian.

Tak berhenti di situ, Nasdem juga baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan PKS. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menemui Ketua Umun PKS Sohibul Iman di kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Rabu (30/10). Pertemuan itu kemudian jadi bahan sindiran Jokowi ke Nasdem saat menghadiri HUT ke-55 Partai Golkar.

Belum lagi kelompok pendukung Jokowi di luar partai politik. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj, misalnya, menyatakan Imam Besar FPI Rizieq Shihab perlu dihormati.

Pernyataan itu menjadi sorotan karena selama ini Said jadi orang paling lantang mengkritik Rizieq, FPI, dan PA 212. Ucapan itu juga disampaikan hanya berselang sepekan setelah ia menyindir ada habib tak nasionalis dalam peringatan Hari Santri di Jakarta, Selasa (22/10).

Pengamat

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai tambahan enam wakil menteri merupakan cara Jokowi membagi rata hasil perjuangan kepada rekan koalisinya.

Penambahan jumlah wamen juga dianggap Emrus sebagai taktik Jokowi mengakomodasi kelompok pendukung yang belum mendapat posisi di kabinet.

“Saya pikir bisa saja muncul karena memang tambahan wamen itu bisa saja memenuhi keinginan-keinginan para politisi atau partai karena memang partai itu kan berpolitik untuk kekuasaan,” kata Emrus

Emrus mengatakan penambahan enam posisi wamen sebagai bentuk bagi-bagi kekuasaan yang dilakukan Jokowi. Namun Jokowi perlu mengkaji secara mendalam agar posisi wamen baru tidak kontraproduktif.

Baca juga: Panitia Kongres Nasdem Tak Undang Presiden Jokowi, Ini Alasannya

Add a Comment