Pidato Terakhir Jusuf Kalla Sebagai Wakil Presiden Indonesia

primaberita-jusuf-kalla-sebagai-presiden

Primaberita – Pada tanggal 20 Oktober 2019 masa jabatan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI bakal digantikan oleh Ma’ruf Amin sebagai Wapres terpilih periode 2019-2014. Tinggal menghitung hari wakil presiden Jusuf Kalla resmi melepaskan jabatannya.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menghadiri acara dialog bersama 100 ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef) di Jakarta, Kamis (17/10/2019). JK mengatakan pidato ini merupakan yang terakhir karena beberapa hari ke depan dirinya sudah tak lagi menjabat sebagai Wapres.

Baca juga : Gelar Perpisahan : Jusuf Kalla Bongkar Kebiasaan Selama Menjabat

JK juga menceritakan pengalamannya saat masih kuliah di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan dan bertemu dengan ekonom senior Emil Salim.

JK mengatakan, belajar ekonomi harus komprehensif. Tidak hanya memahami perkembangan ekonomi di Indonesia saja, tetapi juga di dunia. Pasalnya, perkembangan ekonomi dunia berkorelasi dengan pergerakan ekonomi di Indonesia.

Zaman mulai berubah ketika perkembangan teknologi mulai merambah. Hal ini pun berlaku dalam dunia ekonomi. Melihat hal itu, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menilai saat ini penting bagi Indonesia untuk mengembangkan perekonomian digital sebagai harapan di masa depan.

Terkait : Perpisahan Manis : Jusuf Kalla Terharu Menerima Kenang-Kenangan

Jusuf Kalla melihat, saat ini selain dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ada hal lain yang menyebabkan perubahan kondisi perekonomian global yaitu teknologi dan perubahan iklim.

Dulu perusahaan yang menjanjikan adalah perusahaan energi. JK mengambil contoh Saudi Aramco. Selain itu, ada juga datang dari dunia perbankan dan juga multinasional companies.

Namun, saat ini, yang merajai perekonomian adalah perusahaan-perusahaan teknologi. “Usaha yang paling besar atau paling kaya saat ini adalah Microsoft, Google, Apple, Amazon, Facebook, dan lain-lain,” ujar JK.

Dengan melihat itu, maka dapat dikatakan perusahaan teknologi sudah mampu mengalahkan perusahaan energi. Ini juga bisa disimpulkan bahwa perubahan tersebut telah mengubah gaya ekonomi dunia.

Add a Comment