Kunjungi PKS, Nasdem Juga Kecewa Pada Susunan Kabinet Jokowi?

Primaberita – Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh telah melakukan pertemuan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman. Ada yang menyebut bahwa Nasdem kecewa pada susunan kabinet Jokowi. Untuk itu Nasdem mengadakan pertemuan dengan PKS.

Kunjungan Paloh ke markas PKS, Jl TB Simatupang, dilakukannya pada Rabu (30/10) petang kemarin. Mereka saling menghormati posisi politik masing-masing, PKS ada di luar pemerintahan, dan NasDem ada di dalam pemerintahan.

NasDem sebagai partai yang sedari awal mendukung Jokowi punya pandangan soal pentingnya ‘oposisi’ dalam demokrasi. Namun akhirnya, Partai Gerindra yang selama ini menjadi seteru Jokowi justru masuk ke koalisi pemerintahan. Partai Gerindra yang semula menjadi kubu oposisi kini sudah diberi dua kursi menteri .

Baca juga : Kapolda Bali: Bule Berkelahi, Kita Gak Ada Toleransi

Namun, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya membantah hal mengenai Nasdem kecewa pada susunan kabinet Jokowi . Sebab,  sejak awal Nasdem mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin tanpa syarat.

Menurutnya, Nasdem menerima dengan segala keputusan Jokowi terkait kabinet dengan lapang dada. Sebab, hak tersebut merupakan hak prerogatif presiden. “Sudah konsekuensi, baik pahit maupun getirnya kita terima,” ujar Willy.

Dia menjelaskan, NasDem sudah mendukung Jokowi sejak 2014, dilanjut 2019. Sopan santun terhadap Presiden Jokowi tetap dijaga.

Kebetulan, posisi Willy saat itu ada di dekat Surya Paloh sehingga mengetahui apa yang dikatakan Paloh ke Jokowi.

Terkait : Ini Pihak Yang Kecewa Pada Susunan Kabinet Indonesia Maju

Jokowi Minta Maaf Soal Susunan Kabinet Indonesia Maju

Dukungan NasDem ke Jokowi adalah dukungan tanpa syarat. NasDem tidak keberatan dengan keputusan Jokowi untuk memasukkan Gerindra ke koalisi. Sebagaimana diketahui, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum Edhy Prabowo menjadi menteri di kabinet Jokowi.

Terlebih, Prabowo sudah menjalin komunikasi dengan Paloh sebelum Prabowo masuk kabinet. Hanya saja, Paloh tetap berpijak pada pendiriannya bahwa perlu ada mekanisme checks and balances dalam pemerintahan demokratis.

Add a Comment