Aries Susanti Putri Indonesia Pecahkan Rekor Dunia Panjat Tebing

primaberita-rekor-dunia-panjat-tebing

Primaberita – Atlet panjat tebing putri Indonesia, Aries Susanti Rahayu, meraih medali emas dan membukukan rekor dunia panjat tebing dalam Kejuaraaan International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup di Xiamen, China, Sabtu (19/10).

Aries Susanti Rahayu sukses menyabet emas pada ajang Piala Dunia Panjat Tebing ( IFSC World Cup). Aries Susanti berhasil mencatatkan waktu 6,995 detik dalam nomor speed world putri. Selain menjadi juara dunia, catatan tersebut sekaligus menjadikan Aries Susanti memecahkan rekor dunia.

Atlet panjat tebing asal Grobogan, Jawa Tengah itu menjadi perempuan pertama dalam sejarah yang mencatatkan waktu di bawah tujuh detik. Sebelumnya, Yi Ling Song menjadi pemegang rekor dunia dengan catatan waktu 7,101 detik. Sementara itu, dilansir dari laman resmi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FTPI), Yi Ling Song hanya mampu menorehkan catatan 9,032 detik pada ajang final IFSC World Cup tahun ini. Pemecahan rekor ini pun menjadi cita-cita dan idaman Aries. Ia mengaku senang cita-cita dan targetnya bisa tercapai.

Baca Juga : Jokowi-Ma’ruf Resmi Jadi Presiden-Wakil Presiden RI 2019-2024, Sah..

Kini Aries mampu melampaui rekor dunia panjat tebing sekaligus menjadi atlet pertama yang mampu menembus atau melewati angka 7 detik untuk nomor putri di speed world record.

Dalam ajang kejuaraan dunia tersebut, Aries memang mampu tampil luar biasa dengan terus memacu kecepatannya hingga maksimal.

Semua keahliannya berhasil dikeluarkan dan tidak melambat sedikitpun ketika memanjat tebing dalam arena pertandingan.

Usaha keras dan konsentrasinya mampu membuahkan hasil dan mengantarkannya menjadi juara dunia sekaligus pemecah rekor dunia women speed world record.

Sayangnya, atlet Indonesia lainnya gagal menorehkan medali dalam ajang IFSC Climbing World Cup kali ini. Di sektor putri, peraih perunggu adalah Mariia Krasavina. Sementara di sektor putra medali emas diraih Zhong Qixin yang mengalahkan Lev Rudatskiy, sedangkan medali perunggu diraih Vladislav Deulin.

Add a Comment