Proyek LRT Terbesar DiTargetKan Beroperasi Di April 2021

PrimaBerita – Proyek LRT Jabodebek fase I dari Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, hingga Cawang-Dukuh Atas terhambat pembebasan lahan yang tak kunjung rampung. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumpulkan sejumlah pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini. 

“Jadi tanah-tanah sepanjang LRT termasuk Depo di Bekasi, stasiun di Cibubur, masih terkendala masalah lahan dan pembangunan fisik,” ujar dia “Jadi tanah-tanah sepanjang LRT termasuk Depo di Bekasi, stasiun di Cibubur, masih terkendala masalah lahan dan pembangunan fisik,” ujar dia

“Masalah teknis soal tanah kan ada percepatan pembayaran oleh LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara), oleh kejaksaan aturannya gimana, tadi oleh ATR juga dijelaskan,” ungkapnya di Jakarta, usai rapat. 

Persoalan krusial

Dia menjelaskan, salah satu persoalan krusial adalah mengenai kepemilikan lahan yang tidak sesuai dengan sertifikat lahan. Namun, kendala ini menurut Luhut mulai mendapatkan titik temu. 

“Contoh saja tadi misalnya ada tanah 1.000 meter, dia tinggal sekian puluh tahun di sana, dan dia sertifikatnya baru katakanlah 500 meter dan sisanya belum, tapi pengakuan. Kalau sudah, itu bisa dibayarkan oleh LMAN. Ada aturan undang-undangnya itu,” beber Luhut. 

Pembebasan Lahan

Dia menargetkan, akhir bulan ini mayoritas lahan yang tersisa sudah bisa dibebaskan. Dengan demikian, Luhut menyebut, pembebasan lahan menyisakan satu area di Bekasi yang diselesaikan paling lambat Agustus 2019. Setelah itu, pekerjaan konstruksi LRT Jabodebek bisa kembali dilanjutkan. 

“Pembangunannya itu kan berhenti karena tanahnya belum dibebaskan. Sekarang sudah diukur, diselesaikan masalah surat-menyuratnya, oleh LMAN juga sudah siap dibayar,” pungkasnya. 

Sementara itu, berdasarkan data, dana yang sudah dibayarkan oleh LMAN untuk LRT sebesar Rp508,55 M. Nominal itu dibayarkan untuk 121 bidang tanah.

Baca juga: Setiap Pagi Lakukan ini, Kinerja Otak akan Meningkat

Add a Comment