Indonesia Berhasil Menjadi Tuan Rumah Formula E 2020, Beruntung?

Pelajaran dari HongKong

Kisah Hong Kong pun bisa jadi pelajaran untuk membesut balapan Formula E. Pada 2016, secara perdana, Hong Kong jadi tuan rumah salah satu seri balap.

Sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Hong Kong menerima tawaran sebagai tuan rumah seri Formula E pada Oktober 2016. Tetapi, selama rencana itu bergulir, pemerintah setempat dibanjiri kritik.

Kritik

Warga memprotes aktivitas bisnis yang tersendat yang membuat mereka kehilangan potensi ekonomi dan ada pula kekhawatiran bahwa ajang balapan yang masih kurang populer itu malah merugikan kas pemerintah.

Apalagi, akses warga pun turut dibatasi terhadap sirkuit yang sebelumnya diharapkan jadi hiburan penduduk Hong Kong. Mereka harus puas menonton balapan di jalanan kotanya melalui layar yang terpancang di trotoar.

Bahkan, terdapat perkiraan bahwa kerugian yang didera bakal mencapai 50 juta dolar Hong Kong pada tahun pertama penyelenggaraan. Namun, pihak Formula E Operation (FEO) berkukuh bahwa semua pengorbanan itu merupakan investasi awal demi menyukseskan ajang balapan mobil masa depan tersebut.

Ketakutan

Ketakutan warga Hong Kong sangat mendasar. Pasalnya, selama 4 tahun digelar, ajang Formula E telah menelan investasi sebesar US$900 juta pada 2017.

Sebaliknya, secara keuangan, ajang tersebut masih terengah-engah karena selalu menimpakan kerugian bagi penyelenggara, yang tercatat sebesar US$140 juta selama periode 2014-2017. Informasi itu dituliskan Kontributor Senior Forbes Christian Stylt pada 25 Oktober tahun lalu.

Dia menyinggung laporan keuangan FEO, yang hanya berasal dari tuan rumah seri balapan serta sponsor.

Pendapatan

Hingga saat ini, sebanyak 78 persen dari pendapatan Formula E berasal dari lisensi dan biaya untuk yang dikeluarkan tuan rumah. Ada 13 penyelenggara balapan seperti New York, Paris, Roma, dan Monako pada 2019.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut, terdapat kenaikan dalam pos kewajiban bersih perusahaan sebesar 12,8 persen, dengan nominal 132,5 juta pounds. FEO juga masih menyusu kepada induk perusahaan yang berbasis di Hong Kong, yaitu Formula E Holdings.

Di sisi lain, Formula E memang masih menjanjikan keuntungan jangka panjang. Hal itu diharapkan datang dari tren kenaikan jumlah penonton, yang naik dari 220.000 orang pada 2017 menjadi 476.000 pada tahun lalu.

Baca juga: Dollar Singapura Lebih Lemah Dari Rupiah. Ini Langkah Bank Indonesia

Add a Comment