Ini Sejarah Mengapa Tanggal 2 Mei Di Tetapkan Sebagai Hari Pendidikan Nasional

Primaberita.com – Tepat hari ini (Rabu, 2 Mei 2018), rakyat Indonesia khususnya dunia pendidikan memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hardiknas sejatinya merupakan  hari dimana kita bisa memperingati  Hari Pendidikan Nasional Indonesia.

Namun semakin jauh kesini, sebagian besar masyarakat kurang memahami tentang sejarah Hardiknas atau makna hari pendidikan nasional itu sendiri. Oleh sebab itu, akan sangat baik jika kita melihat kembali sejarah Hardiknas dari awal ditetapkannya.

Sejatinya, mengapa tanggal 2 Mei di tetapkan sebagai Hardiknas adalah karena pada tanggal tersebut lahir seorang tokoh yakni Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah pahlawan yang berjasa besar dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Atas jasa-jasanya dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Beliau dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional pada tahun 1959. Oleh sebab itu, tanggal 2 Mei yang juga merupakan tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara akhirnya di peringati sebagai Hardiknas.

Berbicara tentang Ki Hajar Dewantara, beliau adalah merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa yang merupakan sebuah tempat yang memberikan kesempatan bagi penduduk pribumi biasa untuk dapat menikmati pendidikan yang sama dengan orang-orang dari kasta yang lebih tinggi.

Pasalnya, pada jaman penjajahan Belanda, pendidikan merupakan hal yang sangat langka dan hanya orang-orang terpandang serta orang-orang asli Belanda sendiri yang diperbolehkan untuk mendapatkan pendidikan. Oleh sebab itu ia menuliskan sebuah buku berjudul “Als Ik Eens nederlander Was” yang jika diartikan  dalam bahasa Indonesia berarti “Seandainya Saya Seorang Belanda”.

Atas tulisan nya tersebut Ki Hajar Deantara akhirnya dibuang ke pulau Bangka oleh pihak Belanda. Namun pada akhirnya Beliau mendapatkan bantuan dari Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesumo yang meminta agar beliau dipindahkan ke Belanda.

Dan ketika Beliau telah kembali ke tanah air, Beliau mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922, dimana lembaga tersebut menjadi tolak ukur dari awal konsep pendidikan nasional Indonesia.

Latar belakang Ki hajar Dewantara sendiri ia pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar ELS, dan melanjutkan ke sekolah Belanda yang bernama STOVIA atau Sekolah Dokter Bumiputera namun tidak sampai lulus dikarenakan sakit.

Namun ia pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa tempat yaitu Midden Java, Sedyotomo, Oetoesan Hindia,  De Express, Kaoem Moeda,  Tjahaja Timoer dan Poesara.

Pada saat Kabinet pertama Republik Indonesia, Beliau diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan mendapat anugerah gelar Doktor kehormatan Doctor Honoris Causa, Dr.H.C.  dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Tahun 1957.

Salah satu Filosofi dan hasil karya Beliau seperti kutipan kalimat “Tut Wuri Hadayani” yang memiliki arti “di Belakang Memberikan Dorongan” makna dari kalimat ini dijadikan motto dan slogan pendidikan serta menjadi landasan dalam rangka memajukan pendidikan di tanah air.

Beliau wafat pada usia 70 tahun pada Tanggal 26 April 1959, berkat usaha kerja keras dan jasanya dalam rangka merintis pendidikan di tanah air, Beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia atas dasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959 pada Tanggal 28 November 1959.

Add a Comment